Page 145 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 145

nafsu) keaktivan dan giat yang sekarang ini tidak saya temukan
            lagi. Ketika usia sudah beruban,  demikian  itu hilang dariku."
                 Saya pemah mendengar  Dzun Nun Al-Mishri mengatakan,
            "Allah tidak akan memuliakan  seorang hamba dengan  kemuliaan
            yang lebih mulia selain menunjukkan padanya  kehinaan  naf-
            sunya, dan tidak akan menghinakan  hamba-Nya dengan kehi-
            naan yang lebih hina selain menutupi  kehinaan nafsunya dari
            pandangannya."
                 Ibrahim Al-Khawwash, sebagaimana yang dituturkannya,
            tidakpemah  takutpada  sesuatu selain sikap yang menuruti hawa
            nafsu. Akan tetapi, Muhammad  bin Fudhail mengatakan  bahwa
            kesenangan  atau kesenggangan  merupakan pembebasan  dari
            syahwat dan kesenangan nafsu.
                Saya pernah mendengar  Abu Ali Ar-Rudzabari mengatakan
            bahwa penyakit hati menyusup ke dalam akhlak melalui tiga
            jalan, yaitu penyakit watak,  kebiasaan  yang ditetapi terus-mene-
            rus, dan kerusakan pergaulan. Saya kemudian  bertanya, "Apa
            itu penyakit watak?"
                "Memakan  barang haram,"    iawabnya.

                'sedangkan pembiasaart kebiasaan?"
              ,  "Memandang  dan merasakan  nikmat dengan  barang haram
            darr rasan-rasan."

                "Dan yang ketiga tentang kerusakan  pergaulan?"
                "Yaitu, ketika syahwit dalam nafsu bangkit,  maka naftu
            pasti mengikutinya."
                Saya juga pemah mendengar An-Nashr Aba&i mengatakan,
            "Penjaramu adalah nafsumu.  ]ikaberhasil  keluar darinya, kamu
            pasti akan tinggal di tempat  yang enak dan kekal." An-Nashr

            iuga  mengatakan  bahwa dia pemah mendengar  Muhammad  Al-
            Fara' menuturkan fatwa yang didentamya dari Abu Husin Al-
            Waraq. Fatwa itu mengatakan,  "Penyebab hukum-hukum  kami
            dalam permulaan  perkara kami di mesjid Abu Utsman Al-Hiri
            adalah pengutamaan  terhadap sesuatu  yant membukakan kami,
            dan kami tidak bermalam  pada sesuatu yang diketahui. Barang-    -
            siapa menerima kami dengan kebencian,  kami" tidak akan
            membalasriya  dengan (keburukan  pula yang) membirat diri kami

                                       Tt tbtu  ,.L-        fur. *ll   131
                                                    "qrLat.
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150