Page 146 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 146

tersiksa,  bahkan kami akan meminta maaf kepadanya  cian
              merendahkan diri di hadapannya.       Jika  terjadi penghinaan
              seseorangterhadaphati  kami, kami akan berdiri dengan memberi
              pelayanan dan berbuat sebaik  mungkin  kepadanya sampai hal
              itu hilang."                                  '
                      "Nafsu semuanya adalah  gelapi' kata Abu    la'far,  "darr
              lampunya  adalah rahasianya. Cahaya  lampu nafsu adalah taufik.
              Barangsiapa dalam rahasianya  tidak dikawani taufik dari
              Tuhannya,  maka dia dalam kegelapan di segala sisinya."
              Kemudian kami menafsiri  statemen  tersebut. Makna  "lanrrpvrrya"
              adalah rahasianya mentacu  pada rahasia hamba arttara dirinya
              dan Allah. Rahasia itu merupakan  tempat keikhlasan  hamba.
              Dengan keikhlasan(manifestasi rahasia)hamba  akan mengetahui
              bahwa  semua  kejadianterjadi  sebab (deirgan) All,ah, bukan sebab
              dirinya atau dari dirinya.  Hal itu dimaksudkan  agar hamba
              terbebas dari daya dan kekuatannya  dalam pelanggengan waktu-
              waktunya. Kemudian dia menjaga dirinya dari keburukan
              nafsunya dengan taufik Allah. Seseorang  yang tidak
              mendapatkan  taufik, maka ilmunya tidak bermanfaat pada diri
              dan dengan  Tuhannya.  Karena itu, para guru sufi menasihatkan
              bahwa  s€seorang yan6 tidak mempunyai rahasia,  maka  .tia  terus-
              menerus dalam nafsu.
                     Abu Utsman mengdtakan,  "Seseor.rng tidak akan tahu
              aib dirinya selama dia menganggap  baik pada dirinya. Dan
              seseorant  yang melihat  aib dirinya dia pasti dalam kebingungan
              di semua keberadaarrnya." Bahkan, Abu FIaBh lebih menegaskan,
              "Tidak  ada kerusakan yang lebih cepat melebihi kerusakan or-
              ang yant tidak tahu aib dirinya, padahal maksiat adalah kurir
              kekufuran."
                     "Say atidak pemah mentanttap baik pada amalan  ibadah
              saya," kata Abu Sulaiman,  '^saya cukup  dengan berbuat  sajaJ'
                     As-Sirri berpesan,  "Thkutlah kalian pada para tetangga
              yang kaya, para qari' panggungan, dan para ulama pejabat."
                     Dzun.Nun Al-Mishri  berfatwa, "Kerusakan masuk pada
              makhluk  melalui enarn perkara. Pertama,lemahnya  niat untuk
              berbuat amal akhirat. Kedua, badan yang dijadikan  jaminan
              untuk nafsunya.  Ketiga, antan-angan  yant paniang yang

              132 %o  krtu.lt*
                                    "wl
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151