Page 148 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 148

mernegang  kcrasnya (ktndali)  fuda di jakn Allah.  lika  mendeagar
                     lul yang mmgejutlan  dan mmahttkan, ia tetap di atas punggung
                     htda dengan  pililan mati atau terbunuh,  atau orang  yang moila-
                     patlan harta rampasan perang yang bertempat tinggal di atas
                     gunung atau di dasar jurang yang smantiasa mmgerjalan salat,
                     memberi  ztlat, dan beribadah kepadn Tulun sampai  l<nnatinn  men-
                    jemputnya,  yang tidak dimiliki  oleh orang lain lcccuali tetap dahm
                     lcebaikan."  (HR. Muslim dan lbnu Majah)
                    Klnlwah merupakan sifat ahli sufi. Sedangkan'udah  merupa-
               kan bagian dari tanda bahwa seseorang bersambung  dengan
               Allah Swt. Seharusnya bagi murid (orang yang hendak menuiu
               Allah Swt.) pemula agar 'uzlah (mengasingkan  diri) dari bentuk-
               bentuk eksistensial kemudian  di akhir perjalanannya  melakukan
               khalwah (menyepi) sehingga  sikap lemah lembut  dapat tercapai.
               Hakikat lclulwah adalah pemutusan hubungan  dengan makhluk
               menuju penyambungan hubungan dengan  AI- Haqq  . Hal itu dika-
               renakan kla lwah merupakan  perialanan rohani dari nahu menuju
               hati, dari hati menuju ruh, dari ruh menuju  alam rahasia,  dan
               dari alam rahasia menuju  Dzat Matrapemberi segala.
                   Hakikat  deorang hamba yang melaksanakan 'uzlah (meng-
               asingkandiri) hendaknya  diniatkan karena Allah dengan  maksud
               menjaga  keselamatan  orant lain dari niatburuknya kepadanya.
               Dan janganbermaksud  menjaga keselamatan  dirinya  sendiri  dari
               niat buruk or:rng lain. Karena  pernyataan pertama merupakan
               kesimpulan dari sikap rendatr diri. Sedangkan  pemyataan  kedua
               merupakan  penonjolan  sikap istimewa  dari diri sendiri. Or*B
               yang rendah  diri adalah orant yang tawaduk.  Sedangkan orang
               yang memandang  dirinya istimewa  adalah  orant yang sombong.
                   Sebagian para pendeta  meriwayatkan,  ketika dia ditanya,
               "Apakah engkau pendeta?"  Dan dia menjawab,  "Tidak, saya ha-
               nya sebagai  peniata anjing.  ]iwaku  menyerupai  arrjing yang dapat
               melukai orant lain. Karena itu, saya harus keluar dari mereka
               supaya mereka selamat."

                    Suatu saat, ada seorzrnt laki-laki  bertemu dengan orang tua
               yang saleh yang sedant mentumpulkan  pakaiannya. Lelaki itu
               bertanya,  "Kenapa  kau kumpulkan pakaianmu,  apakah pakaian-
               ku ini najis?" Orang tua saleh itu menjawab,  "Pakaianku  ini yang

               134  9.ala  klt   -   q(ru
                                     "uxl
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153