Page 160 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 160
5. WARA'
Abu Dzar Al-Ghiffari berkata, "Bersabda Rasulullah Saw
bersabda:
#rcl-;i;' t$f #'u
" S ebagian dari kesempurnaan lslnm seseor ang, adalah trcninggal-
kan sesuatu yang tidakberarti."zl
Al-Ustaz Al-Imam r.a. berkata, " Yarrgdimaksud wara' adalah
meninggalkan hal-hal yang syubhat." Menurut komentar Ibrahim
bin Adham,yn1 dimaksud wara' adalah meninggalkan hal-hal
yang syubnit aan yang tidak pasti (tidak dikehendaki), yakni
meninggalkan hal-hal yang tidak berfaedah.
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. berkata, "Kita telah mening-
galkan tujuh puluhz persoalan yang berkaitan dengan hal yang
halal karena takut terkait dengan persoalan yang haram." Nabi
Muhammad Saw. pernah menasihati Abu Hurairah r.a.:
tz t. t
.rAa o 1/- ,) z z
,LJl -l...el E-lJ
L)
"P
aHadis dikeluarkan oleh lmam Malik bin Anas di dalam Muwatln'-
nya jilid 2 halaman 903 dalam bahasan "kebailan akhlak" dibab "apa-
ap yang datang di dalam kebaikan akhlnk". At-Turmuzi mencantumkannya
di nomor 2318-?31,9 tentang zuhud di bab nomor 11 dari hadis Anas
bin Malik. Ibnu Majah mencantumkanya di nomor 3976 tentang fitnah-
fitnah di bab "menjaga lidah supaya tidak jatuh pada perbuatanfttnnh" . e,t-
Turmuzi mengatakan, "Ini adalah hadis gharib."
zYang dimaksud dengan lafal " as-sab'in" di dalam Al-Quran adalah
semata-mata mentgambarkan kelebihan dalam bilangan. Hal ini
memiliki sebab sebagaimana yang termuat dalam Al-Quran sebanyak
tiga kali, yaitu: (1) "kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya
tujuh puluh hasta" (QS. Al-Haqqah:32)", (2) "dan Musa mmrilih tuiuh
puluh orang dari knumnya untuk (memohon tobat kepada Kami) pada waktu
yang telah Knmi tentuknn" (QS. Al-A'raf: 155), (3) "kmdatipun kamu
memohonkan ampun bngi merekn tu juh puluh kali, sekali-kali Allah tidak akan
memheil ampurutn kepada merekn" (QS. At-Taubah: 80).
146 Sula 7./.1 'rlru
"uryl