Page 351 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 351
mewaan iman. Kebanyakan mereka adalah rabbani. Allah Swt.
berfirman:
'G,t:t
-tt
( vr : jr,.,,f ) fy'-f
" Hendaklah lamu menjadi orang-oran8 yang rabbani."
RabbaniArtinya, para ulama ahli iTilfi
^,-#t;::
dengan akhlak Tuhan dan berpikiran denganpandangan Tuhan.
Mereka kosong dari pengaruh makhluk, kecenderungan melihat
mereka, dan terlalu sibuk dengan mereka.
Abul Qasim Al-Munadi, seorang ulama sufi Naisabur ter-
besar di zamannya menderita sakit. Banyak 'lamd yang menje-
nguknya, di antaranya Abul Flasan Al-Busanii dan FIasan Al-
Hadad. Sebelum tiba di tempat tujuan, keduanya sempat beli be-
berapa butir buah apel di tengah jalan secara kredit. Keduanya
kemudian membawanya kepada AbulQasim. Ketika keduatamu
ini masuk dan duduk di sisi pembaring.rnnya, Abul Qasim
berkata, "Kenapa suasana menjadi gelap?"
Kedua tamu itu terkejut. Seolah-olah uclpan itu ditujukan
kepada mereka. Keduanya gelisah dan sedetik kemudian mereka
keluar dan bergumam," Apayangtelah kita perbuat?" Keduanya
mencoba berpikir.
"Barangkali kita belum membayar penuh halga apel," kata
mereka. Keduanya lantas pergi ke tempat peniual apel dan mem-
bayar harg.rnya sec.ua penuh, kemudian kembali ke rumah Abul
Qasim. Ketika pandangan beliau jatuh dan melihat kedua tamu-
ny+ beliau beqgumam, "Mungkinkah secepat ini kegelepan yang
menyelimuti seseorang keluar darinya. Kabarkan pada saya ada
apa dengan diri kalian?"
Keduanya pun menuturkan kisahnya: tentangapel, tentang
harga, dan tentang pemenuhan janjinya. Ulama itu diam mende-
ngarkan. Beliau menemukan penyebab kegelapan ruangan tidur-
nya.
"Memang benar, seseorErnt dari kalian terlalu percaya pada
temannya untuk tidak membayar penuh halga apel. Dia percaya
dengan kebaikan penjual apel, sementara penjual itu malu untuk
tidak memenuhi tawarannya. Dia sungkan dan takut berperkara
1*ta* t L- fut k fu. *ll 337