Page 357 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 357
"pengaiian Syaikh Abu Abdurrahman As-Sulami tengah berlang-
sunt. Dia sebenarnya lebih senang mendengar sambil memenuhi
keluhan orant-orang fakir daripada berbuat yang tidak jelas arah-
nya. Dalam keadaan yang sama, Ustaz Abu Ali juga mengatakan
seperti yang dikatakan Syaikh Abu Abdurrahman. Barangkali
diam lebih utama baginya. Kemudian dalam majelis tersebut
Ustaz berkata, 'Pergilah ke sana, engkau akan mendapati dia se-
dang duduk di ruangan perpustakaan pribadinya. Di dalam per-
pustakaan itu terdapat beberapa jilid buku sampul merah yang
salah satunya berbetuk segi empat ukuran kecil yang di dalamnya
tertulis beberapa syair Husin bin Manshur. Ambil dan bawalah
kemari jilid yang ada syairnya dan jangan berkata apa-apakepa-
danya.' Ketika itu matahari berada di pertengahan langit. Saya
berangkat di tengah terik panas matahiri, kemudian -urrk dun
di dalam perpustakaan saya menjumpai Syaikh Abdurrahman
dan buku-bukunya sebagaimana yang disebutkan U staz. Ketika
saya duduk, Syaikh mentucapkan sesuatu, 'Sebagian orang
mengingkari salah seorant ulama yang gerakannya ada dalam
diamnya.'Orang itu saya lihat sendirian di dalam rumah sambil
berjalan belputar-putar seperti orant yang dimabuk asmara. Ke-
tika ditanyakan keada:rnnya, dia menjawab,'Satu masalah me-
nyamarkan saya.' Dia kemudian rnenjelaskan maksudnya kepada
saya, sehingga saya tidak bisa mengekang kegembira.rn saya
sampai saya berdiri dan ikut berputarputar. 'Seperti demikianlah
keadaan mereka,' katanya kemudian.
Ketika saya merenungkan apa yant diperintahkan Ustaz
Abu Ali kepada saya dan beberapa gambarannya, kemudian
membandingkannya dengan penjelasan-penjelasan Syaikh
Abdurrahm:rn, saya menjadi bingung. 'Bagaimana saya harus
menyikapi dua hal itu?' keluh saya. Saya pun mencoba memecah-
kannya dan berpikir tentang diri saya. Saya akhirnya berkata
pada diri saya sendiri,'Tidak ada arah kecuali kebenaran. Ustaz
memberi gambaran pada saya tentang beberapa jilid buku dan
perintahnya kepada saya untuk membawa buku-buku tersebut
kepadanya tanpa harus meminta izin kepada pemiliknya. Saya
sangat setan kepadanya dan tidak mungkin menentangperintah-
nya. Lantas untuk apa dia memerintahkan saya demikian?
Akhirnya, saya menteluarkan seperenam dari karangan Husin
fuat Pc*lat Pa- *lta 343
"ulatac