Page 380 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 380
Ahmadbin Atha'Ar-Rudzabari masuk rumah salah seorang
sahabatnya, Dia tidak menemukan tuan rumah. Penghuninya
pelgi, tetapi pintunya tertutup. Dia rnembatin, dia mengaku sufi,
tetapi mentapa pintu rumahnya tertutup.
"Dobrak dan pecahkan pintunya!" perintahnya.
Dia dan muridnya kemudian mengumpulkan semua yang
ada di dalam rumah, membawanya ke pasat menjualnya, lalu
kembali pulang dan mereka tinggal di dalam rumah tersebut.
Ketika pemilik rumahnya tiba, dia tidak bisa berkata apa-apa se-
lain diam, kemudian menyusul isterinya. Dia masuk rumah de-
ngan mengenakan baju luar yang cukup bagus. Baju itu dilepas-
kan sambil berkata, "Wahai orang-orant yang tinggal di dalam
rumah, baju ini juga termasuk harta benda yant harus disingkir-
kan, maka juallah."
"Mengapa kamu memberatkan dirimu dengan pilihanmu
ini," tegur suaminya.
"Diamlah, seperti inilah Syaikh ini menyadarkan dan meng-
hukum kita. Masih ada sisa milik kita yang harus kita hinakan."
Suami isteri itu diam menekuri hidupnya.
Bisyr bin Harits berkata, "Memandang pada orant yang ba-
khil dapat mengeraskan hati." Dikatakan bahwa ketika Qais bin
Sa'ad bin Ubadah sakit, teman-temannya menangguhkan untuk
hadir. Mereka sengaja memperlambat kunjungan. Qais mena-'
nyakan tentang mereka, lalu dijelaskan, "Mereka merasa malu
tentang hutang mereka yang belum terbayarkan kepadamu."
"Semoga Allah menghinakanharta yant mencegah kawan-
kawan mengunjungisaya." Kemudian Qais bin Sa'ad memangd '
seseorant untuk mengumumkan pesannya yang berbunyi:
Barangsiapa mempunyai tanggungan hutang pada Qais, maka
dia telah menghalalkannya. Semenjak pengumuman itu banyak
pengunjunt yant datang sampai pintu rumahnya jebol karena
terdorong pengunjung yang membludak.
Dikatakan pada Abdullah bin Ja'far, "Engkau memberikan
yang banyak jika diminta dan bakhil dengan yang sedikil iik"
dicegah. " Abdullah kemudian meluruskannya, "sesungguhnya
saya memberikan hartaku dan bakhil dengan akalku."
366 Sula 7.rhr 'il*
"wl