Page 486 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 486

orang arif, maka jawabnya,  "Orang  yang tidak bisa dikeruhkan
               apapun, bahkan setiap hal akan menjadi  jemih  karena dia,"
                    Abu Sa'id Utsman  Sa'id Al-Maghribi  berkata, "Orang arif
               disinari oleh cahaya-cahaya  ilmu, sehingga  terlihatlah olehnya
               keajaiban-keajaiban  alam gaib."

                    Saya pemah  mendengar  Ustaz Abu Ali Ad-Daqaq, semoga
               Allah merahmatinya,  berkata, "Orarrg arif itu tenggelam dalam
               lautan hakikat, sebagaimana yang dikatakan seseorang di antara
               mereka, 'Ma'rifat  itu bagai gelombang yang kadang-kadang ter-
               benam, terangkat, dan turun.'
                    Yahya bin Mu'adz pernah ditanya tentang  orang arif, maka
               jawabnya, "Seseorang yang keberadaannya rltyaro." Dalam  ke-
               sempatan  lain dia juga berkata,  "Seorang yang telah berada dan
               telah nydta."

                    Dzun Nun Al-Mishri  berkata,  "Thnda  seorang arif ada tiga:
               cahaya ma'rifatnya  tidak memadamkan cahaya wara'nya,  tidak
               meyakini ilmu kebatihan yan6 dapat merusak lahiriah.hukum,
               banyaknya nikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya  tidak
               membawanyapada kebinasaan  sampai merusak tabir dan hal-
               hal yang diharamkan  oleh Allah."
                    Dikatakan bahwa seorant  arif bukanlah  orang yang mene-
               rangkan  ma'rifat  di hadapan orang-orant  yang cinta akhirat.   Jika
               demikian, bagaimana  halnya jika di hadapan or€rng-or.rnt  yant
               cinta dunia?
                    Abu Sa'id Ahmad Al-Ktrarraz berkata bahwa ma'rifat itu
               datang dari mata kemurahan hati, dan usaha  yang dicurahkan.
                    Al-Junaid pernah ditanya tentang ucapEul Dzun Nun Al-
               Mishri tentang sifat seorang arif. (Dia mondar mandir ke sana
               kemari lalu pergi). Al-Junaid kemudian berkata, "Seorang yang
               arif tidak dihirnpit oleh suatu keadaan dari keadaan yang lain.
               Dia tidak tertutup  oleh satu rumah  dengan pindah dari rumah
               ke rumah. Dia selalu diterima di setiap tempat  seperti rumahnya
               sendiri, menjumpai  orang seperti rumahnya  sendiri, dan dia
               berbicara dengan  petunjuk-petunjuknya  untuk diambil manfaat-
               nya oleh mereka."
                    Muhammad  bin Fadhal  Al-Farawi  berkata,  "Ma'ifatitu  kehi-


               472  Sa*la 7-'/Lr  tllru  ?.a*l
   481   482   483   484   485   486   487   488   489   490   491