Page 54 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 54

yaitu sunnah Nabi, dan tertawan di lembah  kerusakan.
              Sedangkan bagi orang yant mau merenungkanbeberapa  kalimat
              dan ucapan para guru sufi lalu menelitinya dengan seksama,
               merenungkannya  dengan  sungguh-sungguh,  maka pada
              beberapa pendapat, kesepakatan,  dan perbedaan  di antara mereka
              akan dijumpai sesuatu  yang akan memperkuat perenungannya,
              dengan  satu kesimpulan bahwa suatu kaum tidak dapat
              melalaikan hakikat  kebenaran (dalam  proses pencarian  hakikat)
              dari tujuan akhir dan tidak dapat mi'raj (rohaninya)  ke langit
              dalam pencariannya dengan berpijak pada kelalaian.


              Ma'rifatullah
                   Abu Bakar Asy-Syibli pernah berkata demikian, " AllahDzat
              Yang Esa diketahui  keesaan-Nya sebelum  ada batasan dan hur\rf  .
              Maha Suci Allah yang tidak ada batasan bagi Dzat-Nya dan tidak
              ada huruf bagi kalam-Nyu."
                   Berkaitan  dengan ini, Imam  larwaim   bin Ahmad  pemah
              ditanya tentang  permulaan kewajiban  yang diwajibkan  Allah
              pada hamba-Nya  yang oleh beliau dijawab, "MA'rifat." Hal itu
              didasarkan pada firman Allah:


                     ( o-r : ,.rLrt.rlt  >  J'):$).\L  ,r\?sfii  :.;*    u's

                    "Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecgali untukmenyembah-
                    (Ku)."  (QS. Adz-Dzariyah  56)  .
                   Oleh Ibnu Abbas  "illaa  liya'  ,buduun"  (kecuali unfuk menyem-
              bah-Ku)  diartikan "Illaa Liya'rtfuun" (kecuali untuk berma'rifat
              yaitu melngetahui,  sadar,  dan yakin akan keberadaan Allah).
                   Imam Al-Junaid  berkata, "Sesungguhnya awal yang dibu-
              tuhkan  oleh seorang hamba dari sesuatu yant bersifat hikmah
              adalah mengetahui Sang Pencipta  atas ketercipg* dirinya;
              kebaruan diri tentang  bagaimana kebaruannya; sifat keperbedaan
              Sang Pencipta dari sifat makhluk;  sifat keperbedaan  "Dzat  Yang
              Lama" dari "yangbaru" (alam); menurut  pada ajakan-Nya;  dan
              mengetahui keharusan diri untuk bertaat kepada-Nya. Sesur(-
              guhnya orang  yang belum mengetahuiDzatSang  Penguasa  alam,
              maka ia tidak akanmengetahui keberadaan kerajaan alam tentang

              4(l   Sqla  kta-'?ta-
                                     "uryt
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59