Page 64 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 64
H a d i t s J i b r i l | 47
15. KH. Abdullah bin Nuh dalam bukunya berjudul
“Menuju Mukmin Sejati” terjemahan kitab Minhaj al-
„Abidin karya Imam al-Ghazali, hal. 24, menuliskan
sebagai berikut: “Oleh karena itu i‟tiqad bid‟ah di dalam
hati sangat berbahaya, seperti mengi‟tiqadkan apa-apa
yang nantinya dapat menyesatkan dia kepada
kepercayaan bahwa Allah seperti makhluk, mislanya
betul-betul duduk di dalam arsy, padahal Allah itu laysa
kamitslihi syai‟un (Tidak ada suatu apapun yang
menyeruapi-Nya)”.
Pada bagian lain dalam buku yang sama, hal. 50, beliau
menuliskan: “Kemudian sebagai kesimpulan, jika engkau
benar-benar memikirkan tentang dalil-dalil perbuatan
Allah maka engkau akan yakin bahwa kita mempunyai
Tuhan yang maha kuasa, maha mengetahui, hidup,
berkehendak, maha mendengar, maha melihat,
berfirman dengan firman-firman-Nya yang qadim yang
tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Maha suci Ia
dari segala perkataan yang baru dan iradah yang baru.
Maha suci dari segala kekurangan dan kecelaan. Tidak
bersifat dengan sifat yang baharu, dan tiada harus bagi-
Nya (artinya tidak boleh) apa-apa yang diharuskan bagi
makhluk. Tidak menyerupai suatu apapun dari makhluk-
Nya, dan tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya. Tidak
diliputi oleh tempat dan jihat (arah). Dan tidak kena
robah dan cacat”.
16. Syekh Ihsan bin Muhammad Dahlan al-Jampesi,
Jampes, Kediri, Jawa Timur dalam buunya berjudul
“Siraj ath-Thalibin „Ala Minhaj al-„Abidin”, h. 104,
menuliskan sebagai berikut: