Page 68 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 68

H a d i t s   J i b r i l  | 51

                 karyanya  dalam  bahasa  Melayu  berjudul  Miftah  al-
                 Jannah  menuliskan  sebagai  berikut:  “Dan  ke-lima
                 Qiyamuhu  Ta‟ala  Bi  Nafhi  artinya  berdiri  Allah  ta‟ala
                 dengan  sendiri-Nya;  yakni  tiada  berkehendak  Ia  kepada
                 mahall (tempat), dan tiada berkehendak kepada  mukhash-
                 shish  (yang  mengkhususkan  atau  yang  menciptakan)”
                 (Miftah al-Jannah,  h. 7).
                 Pada bagian lain, beliau menuliskan: “(Faedah); Ini suatu
                 faedah,  ketahui  olehmu  bahwasannya  sekailan  yang
                 maujud ini (artinya sesuatu yang ada) dengan dinisbahkan
                 bagi  kaya  dengan  sendirinya  dan  tiadanya  itu  empat
                 bahagi,  pertama; barang yang tiada berkehendak kepada
                 mahall  (tempat)  dan  tiada  kepada  mukhash-shish  yaitu
                 Dzat Allah …” (Miftah al-Jannah,  h. 7).
                 Juga  menuliskan:  “Maka  Qiyamuhu  Bi  Nafsihi  itu ibarah
                 (ungkapan)  dari  pada  menafikan  berkehendak  kepada
                 mahall (tempat)” (Miftah al-Jannah,  h. 7).
                 Lalu  pada  penjelasan  sifat  Kalam  Allah,  beliau
                 menuliskan:

                ْنادْولىدرتْنادْاراوسْنادْفرحربْدفْردْثملاك ْ ﭺ  وسْاهم ْ ﮎ  لا

                             ٕ ْ ْ  وبوبرغيْيكابْيلكسْنادْلوتبْنادْولاسْنادْنيدمكت
                                                                        ر


                 “…  lagi  maha  suci  Kalam-Nya dari pada ber-huruf dan
                 suara,  dan  terdahulu  dan  terkemudian,  dan  salah  dan
                 betul, dan sekalian bagi yang berubah-rubah…”. (Miftah
                 al-Jannah,  h. 10)
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73