Page 106 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 106
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 104
ketuhanan. Mereka mengaku bahwa ketika mereka berbicara
maka yang berbicara adalah bukan mereka, dan ketika mereka
berbuat maka perbuatan tersebut adalah bukan perbuatan
mereka… .
121
Gambaran sikap penentangan semacam ini tidak hanya
dalam ungkapan-ungkapan Imam al-Qusyairi, tapi juga kita
temukan dalam kebanyakan ungkapan-ungkapan kaum sufi sejati.
Seperti al-Kalabadzi dalam karyanya at-Ta’arruf Li Madzhab Ahl at-
Tashawwuf persis menggambarkan para ahli hulûl dan ittihâd seperti
gambaran al-Qusyairi di atas, yang sekaligus beliau juga menyerang
dua keyakinan sesat tersebut. Gambaran yang persis sama juga di
tuangkan oleh al-Ghazali dalam al-Munqidz Min adl-Dlalâl, dan
sekaligus memeranginya.
Di lapangan tasawuf praktis, pada sekitar empat dan lima
hijriah, memang terjadi ungkapan-ungkapan yang cenderung
menggambarkan akidah hulûl dan ittihâd. Ungkapan-ungkapan ini
disebut dengan syathahât. Realitas ini tidak kemudian menjadi
justifikasi bagi keberadaan faham tasawuf filosofis yang mengklaim
bahwa akidah hulûl dan ittihâd sebagai bagian dari akidah Islam.
Oleh karena itu dalam sejarah kita mendapati bahwa orang-orang
yang berkeyakinan hulûl dan ittihâd telah dihukum bunuh oleh para
ulama sendiri. Keperti kasus al-Husain Ibn Manshur al-Hallaj, atau
dalam sejarah nusantara peristiwa Syaikh siti jenar yang dihukum
bunuh dengan fatwa wali songo. Dan dalam hampir seluruh kasus
pemberlakuan-pemberlakuan hukum bunuh tersebut adalah
ketetapan dari para ulama dan kaum sufi sendiri.
121 Al-Qusyairi, ar-Risâlah…, h. 37