Page 102 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 102

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 100

           itulah petunjuk dari Allah. Dan siapa yang meyakini terdapat jalan
           lain  yang  lebih  baik  dari  apa  yang  telah  dipilih  oleh  Allah  dalam
           menyampaikan  ajaran-ajaran-Nya  lewat  para  rasul-Nya  tersebut,
           maka  orang  ini  telah  menjadi  kafir  yang  harus  dibunuh  tanpa
           diminta terlebih dahulu untuk melakukan taubat. Sebab pengakuan
           semacam  ini  sama  dengan  menetapkan  adanya  kenabian  setelah
           nabi  Muhammad.  Sesungguhnya  seseorang  yang  mengambil
           hukum-hukum  atau  ajaran-ajaran  semaunya  dari  hatinya  sendiri,
           sambil mengaku bahwa itu adalah hukum-hukum Allah yang harus
           dikerjakan,  maka  orang  semacam  ini  telah  menetapkan  kenabian
           bagi dirinya. Dalam pada ini ia telah menyamakan dirinya dengan
           Rasulullah yang bersabda:

                                           ِ
                                                       ِ
                                                            ِ
                                           )مكاْ لحا هاور ( يعور فِ ثف ن سدقْ لا حور نإ
                                                              َ ََ ُ ُ
                                                                             ّ
                                                     ْ َْ
                                             َ ُ ََ
                                                                         َ ُْ
                  “Sesungguhnya Ruh al-Qudus [Jibril] meniupkan [ilmu-ilmu]
                  pada hatiku” (HR. al-Hakim).

                  Di antara kaum zindik tersebut terkadang ada yang berkata
           “Saya tidak mengambil ilmu dari orang-orang yang mati (makhluk),
           saya  hanya  mengambil  ilmu  dari  yang  Maha  Hidup  yang  tidak
           pernah  mati  (Allah)”.  Sebagian  lainnya  terkadang  berkata  “Saya
           hanya  mengambil  ilmu  dari  hatiku  yang  berasal  dari  tuhanku”.
           Imam  al-Qurthubi  mengatakan  bahwa  perkataan-perkataan
           semacam ini telah disepakati oleh seluruh ulama sebagai perkataan
           kufur.  Kemudian  para  ulama  juga  berkata  bahwa  siapa  yang
           mengambil kesimpulan dari kisah Khadlir dan Musa bahwa seorang
           wali  dapat  mengetahui  berbagai  rahasiah  di  balik  segala  perkara,
           dan bahwa wali itu boleh meraih rahasiah-rahasiah tersebut walau
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107