Page 103 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 103
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 101
dengan jalan yang menyalahi syari’at, maka orang ini telah menjadi
sesat. Orang yang mengambil kesimpulan seperti ini jelas telah
melenceng dari kebenaran. Karena apa yang dilakukan oleh Khadlir
tidak sedikitpun menyalahi ketentuan-ketentuan syari’at. Yang
beliau lakukan dalam melubangi perahu adalah untuk mencegah
dirampasnya perahu tersebut oleh penguasa yang zhalim saat itu.
Apa yang diperbuat oleh Khadlir ini dapat diterima baik oleh akal
maupun secara syara’. Hanya saja nabi Musa terburu-buru
mengingkarinya, karena beliau saat itu hanya melihat secara zhahir.
Hal ini sebagaimana terungkap dalam riwayat Muslim dari Abu
Ishaq, bahwa ia (Abu Ishaq) berkata: “Ketika datang orang yang
hendak merampas perahu tersebut ia mendapatinya telah
terlubangi, maka ia meninggalkannya. Setelah itu kemudian perahu
tersebut ditambal dengan kayu” 120 .
Dari riwayat ini dapat diambil pelajaran bahwa tidak layak
untuk terburu-buru dalam mengingkari perkara yang banyak
mengandung kemungkinan-kemungkinan. Adapun nabi Khadlir
membunuh anak kecil maka kemungkinannya adalah bahwa ia
dalam syari’at tersebut. Artinya, nabi Khadlir diberi ilham oleh
Allah bahwa anak tersebut bila tumbuh dewasa akan menjadi
durhaka kepada kedua orang tuanya, dan karenanya nabi Khadlir
dengan izin Allah membunuh anak itu. Adapun ketika Khadlir
mendirikan tembok yang hendak roboh maka beliau lakukan hal itu
adalah dalam pengertian sebagai balasan keburukan dengan
kebaikan. Wa Allah A’lam.
120 Lihat Muslim ibn Hajjaj, al-Jâmi’ al-Shahîh; Kitâb al-Fadlâ’il; Bab Min Fadlâ’il
al-Khaldir.