Page 110 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 110
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 108
Husaini -semoga Allah meridlainya dan meridlai kita-, dan
dengan ajaran inilah ia memerintahkan para pengikutnya,
para sahabat dan golongannya”.
Hanya saja yang harus menjadi perhatian kita di sini ialah
bahwa para wali Allah dalam proses pencapaian derajat
kewaliannya tersebut melalui Maqâmât dan ahwâl. Di antara
tingkatan dalam proses menaiki tangga kewalian terdapat
tingkatan-tingkatan dengan berbagai keadaan di dalamnya. Salah
satunya apa yang disebut dengan al-wajd. Al-Wajd adalah suatu
keadaan yang datang (al-Wârid) kepada hati seseorang dengan tanpa
diduga-duga dan dengan tanpa dibuat-buat. Sebagian ulama sufi
mengatakan bahwa al-Wajd adalah al-Mushâdafah; artinya keadaan
yang datang kepada hati seseorang tanpa dibuat-buat dan tanpa
diduga-duga 126 . Keadaan-keadaan al-wajd semacam ini adalah buah
126 Definisi ini diungkapkan oleh al-Junaid al-Baghdadi, diambil dari firman
Allah “Wa Wajadû Mâ ‘Amilû Hâdlira…” QS. al-Kahfi: 49, artinya bahwa mereka
(orang-orang beriman) mendapati buah hasil dari apa yang telah mereka perbuat
dengan tanpa diduga-duga. Secara bahasa segala sesuatu menimpa hati, baik
kegelisahan maupun kesenangan disebut al-wajd. Sebagian kaum sufi mengatakan
bahwa proses datang al-wajd tidak dapat diungkapkan dalam bentuk kata-kata,
karena hal itu merupakan rahasiah antara orang yang bersangkutan dengan
Allah. Sahl al-Tustari berkata: Setiap al-wajd yang tidak dibenarkan oleh al-Qur’an
dan Sunnah maka al-wajd tersebut adalah kebatilan. Abu Sa’id Ahmad ibn Bisyr
al-A’rabi mengatakan bahwa al-wajd adalah tangga pertama bagi orang yang
masuk ke dalam wilayah al-khusus. Ketika mereka merasakan al-wajd ini maka hati-
hati mereka menjadi tersinari, hingga hilanglah keraguan-keraguan dari mereka.
As-Sarraj menuliskan bahwa bentuk fanâ’ karena al-wajd ini bermacam-macam,
bisa dalam bentuk tangisan, pingsan, teriak, rintihan, dan lain sebagainya. Lihat
as-Sarraj, al-Luma’…, h. 375-389.
Dalam tinjauan terminologis, al-wajd, al-ghalabah, al-sukr, al-salb, al-ghaibah
dan al-fanâ’ memiliki kandungan makna yang sangat mirip. Namun demikian