Page 113 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 113
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 111
“Mereka (perempuan-perempuan tersebut) berkata: Demi
Allah ini bukanlah manusia, ini tidak lain kecuali malaikat
yang mulia”. (QS. Yusuf: 34)
Apa yang dikatakan oleh perempuan-perempuan tersebut
benar-benar merupakan ungkapan dari hilangnya rasa dan asa.
Mereka sama sekali tidak merasakan keberadaan diri mereka dan
segala apa yang ada di sekitarnya. Akal mereka hanya
terkonsentrasi kepada ketampanan Nabi Yusuf. Dari sini para ulama
berkata jika kemungkinan kehilangan kesadaran semacam ini dapat
terjadi saat terkonsentrasi kepada sesama makhluk, maka
kemungkinan kehilangan kesadaran seperti itu dapat pula terjadi
saat terkonsentrasi pada al-Khâliq 129 .
Kemudian status seorang yang sedang jadzab semacam ini
adalah seperti hukum orang yang hilang akalnya; keduanya tidak
memiliki beban syari’at, artinya bukan sebagai orang mukallaf.
Alasannya sama, keduanya tidak memiliki kesadaran akal. Karena
itu apapun yang ia katakan dan yang ia lakukan secara syari’at tidak
memiliki konsekuensi hukum 130 . Dalam keadaan jadzab semacam ini
129 Ibid.
130 Faedah penting: Para ulama dari empat madzhab sepakat dalam
membagi kekufuran kepada tiga bagian. Sebagai berikut: Pertama; Kufr I’tiqâdi;
ialah keyakinan-keyakinan yang menyalahi akidah Islam, seperti doktrin trinitas
Kristen, berkeyakinan bahwa Allah memiliki sifat-sifat seperti saifat-sifat makhluk
seperti duduk, bertempat, memiliki arah, bergerak, diam dan lainnya. Kedua; Kufr
Fi’li; adalah kekufuran yang disebabkan oleh perbuatan-perbuatan, seperti
membuang lambaran-lembaran al-Qur’an di tempat menjijikan, mengencingi,
meludahi atau berbuat manghinakan al-Qur’an, hadits atau kitab-kitab yang
memuat ajaran-ajaran Islam. Ketiga; Kufr Qauli; adalah kekufuran karena ucapan,
seperti mencacimaki Allah, para Nabi, para Malaikat, ajaran-ajaran-Nya atau