Page 118 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 118

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 116

           mengingatkan  orang-orang  awam  bahwa  kata-kata  kufur  atau
           syathahât adalah perkara buruk yang menyebabkan seseorang jatuh
           dalam  kekufuran  atau  menjadi  murtad.  Dengan  demikian  maka
           orang-orang  awam  tersebut  menghindari  kata-kata  syathahât  dan
           tidak menjadikannya sebagai bagian dari ajaran Islam. Faedah lain
           dari  diberlakukannya  ta’zîr  dalam  bentuk  pukulan  atau  cambuk
           terhadap  mereka  yang  jadzab  agar  mereka  jera  dan  tidak
           mengeluarkan kembali kata-kata syathahât tersebut dari mulutnya.
           Karena hukuman ta’zîr dalam bentuk pukulan atau cambuk sangat
           mungkin  dapat  memberikan  pengaruh,  baik  kepada  orang  sadar
           mapun kepada yang sedang hilang ingatan       134 .
                  Syaikh  Ahmad  al-Maqarri  al-Maghribi  dalam  kitabnya;
           Idlâ’ah al-Dujunnah Fi I’tiqâd Ahl al-Sunnah menuliskan:

                             ِ
                                            ِ
                                                          ِ
                                                        ِ
                           ِ حدقْ لل    ضتقم ر يي ليقف َ     *   ِ حْ طشلا فِ هب نوهوف ي امو
                                                                 ُ
                                       َ
                                                            َ
                           ْ َ
                                  َْ
                                                   ّ
                                    َ ُْ
                                           ْ
                                                              ُْ ْ َ ََ
                                         َ
                                               ِ ِ
                                  ِ
                          ِ ِ
                             لاْ لحبا او بلي دق مه نأو     *    لاحتنا وذ  ِ ليِ وأتلا  َ لَإ وهو
                                                   ْ ُ
                                  ُ َْ ّ
                                                          ْ ّ
                                                                   ْ
                                ُْ
                                                 َ
                            َ
                                                                  َ َ
                                        ْ ُ َ
                                                 ِ
                                                                     ِ
                                        ِ ِِ
                            ِ
                                   ِ
                           ِ
                                                ِ
                         135   رهاَ ط   عرشل ةنايص مبِ     *    رهاّ ظلا مْ كح ُ طان ي لب ليقو
                                  َ ًَ
                                                              َ
                                                                     ْ
                                                      ُ ُ
                                                               ُ ْ َ َ َ
                                 ْ
                                       َ ْ
                  “Dan  apa  yang  mereka  (kaum  sufi  jadzab)  ucapkan  tentang
                  kata-kata  syathah,  maka  -dalam  satu  pendapat  ulama-  hal
                  tersebut tidak mengharuskan adanya cacian baginya (artinya
                  tidak dihukumi), dan syathah tersebut adalah kata-kata yang
                  memiliki  takwil,  karena  sesungguhnya  mereka  dikalahkan
                  oleh  keadaan  mereka.  Dan  dikatakan  -dalam  pendapat
                  sebagian  ulama  lainnya-  bahwa  hukum  zahir  tetap

                 134  Lebih luas pembahasan ini lihat as-Sayyid Bakri, Hâsyiah I’ânah…, j. 4, h.
           151, mengutip dari Mughni al-Muhtâj dan Tuhfah al-Muhtâj.
                 135  al-Maqarri, Idla’âh ad-Dujunnah Fi I’tiqâd Ahl as-Sunnah, h. 28-29
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123