Page 121 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 121
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 119
mati dalam keadaaan kufur karena syathahât. Karena dosa apapun
dan sebesar apaun masih berada dibawah kemungkinan untuk
diampuni oleh Allah, selain dosa karena syirik atau kufur. Dan
seorang mukmin pelaku dosa besar seandainya dimasukkan ke
dalam neraka karena dosa-dosanya tersebut maka ia tidak akan
kekal di dalamnya, berbeda dengan seorang kafir yang akan kekal
di dalamnya dan tidak mungkin untuk dapat keluar darinya, seperti
yang telah dijanjikan Allah.
Karena itu dalam kebanyakan kisah hidup para Kibâr al-
Auliyâ’, kita tidak mendapati cerita-cerita bahwa mereka telah
menjadi jadzab dan mengeluarkan kata-kata syathahât. Yang paling
konkrit untuk menunjukkan hal ini adalah orang-orang terkemuka
dari kalangan sahabat Rasulullah (Kibâr ash-Shahâbah). Mereka
semua adalah para wali Allah, bahkan mereka merupakan pucuk-
pucuk pimpinan dari seluruh wali Allah, seperti sahabat Abu Bakr,
Umar ibn al-Khaththab, Utsman ibn Affan, dan Ali ibn ibn Abi
Thalib. Seorang seperti sahabat Abu Bakr, jauh lebih tinggi
derajatnya di banding seluruh wali Allah 137 . Dalam setiap kisah
137 Yang dimaksud di sini adalah khusus Kibâr al-Shahâbah, sahabat-sahabat
Rasulullah terkemuka. Seperti sepuluh orang dari sahabat Rasulullah yang diberi
jaminan akan masuk surga, atau sahabat-sahabat dari keluarga terdekat
Rasulullah seperti Sayyidah ‘Aisyah, al-Hasan, al-Husain dan lainnya. Artinya
tidak mutlak seluruh sahabat lebih mulia dari para wali Allah yang datang
sesudah mereka. Memutlakkan seluruh sahabat Rasulullah lebih mulia dari para
wali Allah yang datang sesudah mereka adalah kesalahan besar. Karena ada
beberapa orang dari sahabat Rasulullah yang dikenal sebagai orang fasik. Bahkan
dalam beberapa hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah menyebut langsung nama
sahabat yang mencuri harta rampasan perang sebelum diadakan pembagian,
seraya mengatakan “Aku melihat barang curiannya menjadi api yang
membakarnya”. (HR. al-Bukhari). Dengan demikian tidak mutlak seluruh sahabat
berada dalam derajat yang sama. Satu dari lainnya memiliki tingkatan yang