Page 125 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 125
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 123
wali. Masih menurut Ibn al-‘Imad bahwa di antara sebab
dibunuhnya al-Hallaj bahwa gubernur Hamid Ibn al-’Abbas
mendapatkan tulisan-tulisan al-Hallaj yang menyatakan bahwa bila
seseorang melakukan perbuatan-perbuatan tertentu maka tidak
perlu lagi baginya untuk shalat, puasa, haji, atau kewajiban-
kewajiban lainnya. Oleh karenanya para ulama saat itu megeluarkan
fatwa hukum bunuh atas al-Hallaj. Kemudian Hamid Ibn al-’Abbas
mengirim kesepakatan fatwa para ulama tersebut dan tentang
kesesatan-kesesatan al-Hallaj kepada al-Muqtadir Billâh, Amîr al-
Mu’minîn dari Khilafah ‘Abbasiyyah saat itu. al-Muqtadir menjawab
bahwa kekufuran al-Hallaj telah meluas, dan bila tidak dibunuh
maka akan banyak orang menjadi sesat karenanya.
Gubernur Hamid kemudian memanggil para algojo untuk
memukulnya seribu kali cambukan, dan jika tidak mati maka
tubuhnya dipotong-potong. Disebutkan bahwa ketika al-Hallaj
hendak dihadapkan kapada hukuman tersebut, ia berjalan dengan
sombong dalam ikatan tangannya. Selanjutnya ia dipukul seribu kali
cambukan, kemudian dipotong kedua kaki dan tangannya,
kepalanya dipenggal, kemudian disalib di sebuah jembatan kota
Baghdad, dipertontonkan di hadapan khalayak selama tiga hari.
Kemudian jasadnya diturunkan, lalu dibakar dan abu
pembakarannya kemudian dibuang di sungai Tigris. Dalam catatan
Ibn al-‘Imad ini sama sekali tidak ada penyebutan unsur politis dari
dibunuhnya al-Hallaj 143 . Dengan demikian tidak benar pendapat
143 Lihat Ibn ‘al-Imad, Syadzarât adz-Dzahab…, j. 2, h. 253-257. Kisah dari
peristiwa ini secara persis juga dikutip oleh Abu Manshur al-Bahgdâdi dalam al-
Farq Bain al-Firaq, lihat kitab h. 199. Kesepakatan mayoritas ulama Baghdad di
masa khalifah al-Muqtadir Billâh tentang kekufuran al-Hallaj hingga ia dibunuh
dengan cara disalib, juga dikutip oleh al-Qâdli Iyadl dalam al-Syifâ Bi Ta’rif Huquq
al-Musthafâ. Di kemudian hari setelah kekuasaan ‘Abbasiyyah berada di tangan