Page 116 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 116

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 114

                  Tentang orang yang majdzûb, atau dalam ungkapan as-Sarraj
           seorang yang ma’khûdz atau mustalab, seorang penyair sufi berkata:

                                                  ِ
                                                       ِ
                                          ِ ِ
                      132   بَ ل تسمو ٌ ذوخأم كببِ نيإ  *    يقَ ل ق نم ناك ام ىَ لع  ِ نيمُ ل ت لَف
                                                                        َ َ َ
                                                         َ َ
                                                    َ
                                                                  َ
                          َ
                       ُ ْ َُ ُْ َ َ ُّ ّ
                                                                      ْ
                                                      ْ
                                                              َ
                                                 ْ
                  “Maka  janganlah  Engkau  -wahai  Tuhanku-  menyiksaku
                  karena  gundah  dan  gelisah  yang  ada  pada  diriku,
                  sesungguhnya  aku  dalam  kecintaanku  kepada-Mu  seorang
                  yang ma’khûdz dan mustalab (tidak sadarkan diri)”.

                  Dalam  al-Anwar  al-Qudsiyyah,  Imam  Abd  al-Wahhab  asy-
           Sya’rani mengutip sebuah cerita yang pernah terjadi di masa Nabi
           Sulaiman. Cerita ini merupakan pendekatan dalam menggambarkan
           bahwa  keadaan  hilangnya  kesadaran  akal  saat  konsentrasi  penuh
           dalam  keasyikan,  kecintaan  atau  lainnya,  adalah  sebuah
           keniscayaan.  Diceritakan  bahwa  ada  dua  ekor  burung,  jantan  dan
           betina, yang sedang bercumbu di atas kubah istana Nabi Sulaiman.
           Sang jantan dalam keasyikan dan kebesaran cintanya kepada sang
           betina,  dalam  rayuannya  ia  berkata:  “Wahai  kekasihku,  bukti
           apakah yang engkau inginkan dariku supaya engkau yakin bahwa
           hatiku  penuh  dengan  cinta  kepadamu?  Bahkan  bila  engkau
           berkehandak agar aku merobohkan kubah istana Sulaiman ini dan
           aku  timpakan  kepadanya  maka  akan  aku  lakukan  demi  engkau”.
           Tiba-tiba  ucapan  burung  jantan  ini  diadukan  oleh  angin  kepada
           Nabi  Sulaiman.  Lalu  keduanya  dipanggil  untuk  diintrogasi.  Nabi
           Sulaiman berkata kepada burung jantan: “Apa yang mendorongmu
           mengucapkan  kata-kata  tersebut,  tidakkah  engkau  sadar  bahwa
           engkau  tidak  akan  mampu  untuk  merobohkan  kubah  Istanaku?”.

                 132  Ibid
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121