Page 115 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 115
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 113
ِ
ِ
و بأو دحْأ هاور( نو نمُ هنأ سانلا نُ ظي تىح نايَلْا ةق يقح دبعْلا غَ ل ب ي لَّ
ٌ َُْ ّ
َ
ُْ َ َْ
ُ
ّ
ُ
ّ َ ّ َ
ْ
ُ ََ
َْ ََ ْ َ َْ ُ َْ
ُ ُ
ِ
ِ
ِ ِ ِ
ِ
ِ
)دانسلْا حيحص مكاْ لحا َ لاقو هحيحص فِ نابح نباو ىَ لع ي
َ
َْ
َْ
ُ ْ َ ُ َ
ْ َ
َ
ّ ُ ْ َ
“Tidaklah seorang hamba sampai kepada hakekat keimanan
hingga orang-orang seakan-akan menyangkanya ia telah
menjadi gila” (HR. Ahmad, Abu Ya’la, Ibn Hibban dalam
kitab Shâhîh-nya, dan dinyatakan oleh al-Hakim bahwa
sanadnya shahih).
Diriwayatkan dari Imam al-Hasan al-Bashri, bahwa ia
berkata: “Apa bila saya melihat Mujahid maka seakan saya
melihatnya seperti orang yang kebingungan karena kehilangan
keledainya”. Perkataan ini diungkapkan oleh al-Hasan untuk
menunjukkan kekuatan al-wajd yang datang kepada Mujahid.
Dalam kisah sufi lainnya diriwayatkan bahwa suatu ketika
ada seorang yang di dalam doanya berkata: “Ya Allah, Engkau di
dunia ini tidak dapat dilihat dengan mata, maka berikanlah kapada
hatiku sesuatu yang menjadikannya dapat “tenang” (as-sakînah)”.
Tiba-tiba orang tersebut pingsan tanpa diketahui sebabnya. Setelah
orang tersebut sadar lalu ia mengucapkan kata-kata tasbîh berulang-
ulang. Ketika ditanya kenapa membaca tasbîh berulang-ulang seperti
itu, ia menjawab: “Aku telah diberikan ketenangan (as-sakînah)
sebagai pengganti dari melihat kepada-Nya, dan aku katakan:
Wahai Tuhan, aku tidak sadarkan diri dalam kecintaanku kepada-
Mu, dan aku tidak dapat menahan diri untuk mengatakan apa yang
telah aku katakan” 131 .
131 Lihat as-Sarraj, al-Luma’…, h. 421