Page 185 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 185

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 183

                   “Apa  bila  terdapat  hadits  shahih  -dalam  suatu
                  permasalahan- maka tulah madzhab saya”.

                  Atau ungkapan beliau lainnya yang juga sangat mashur:

                                                               ِ
                                 ِ
                                            ِ
                            باوَّ صلا لمتيَ ٌ أَ طخ يمصخ ُ لو قو ،َ أَ طْ لْا لمتيَ باوص  ِ لِو ق
                                                                 َ
                                    َ
                                                    َ
                                                                            َ
                                                          َ
                                        َ
                                   َْ
                                                                َْ ٌ ََ
                                             ْ َ ْ َ
                                                                           ْ
                         َ َ
                                ُ
                                                             ُ
                                           ْ
                  “Perkataanku     benar    yang    mungkin     mengandung
                  kesalahan,  dan  perkataan  musuhku  salah  yang  mungkin
                  mengandung kebenaran”.

           Ungkapan-ungkapan  ini  diucapkan  oleh  Imam  asy-Syafi’i  setelah
           beliau  benar-benar  melakukan  ijtihad.  Namun  demikian  beliau
           menetapkan  bahwa  dari  seluruh  hasil  ijtihadnya  tersebut  ada
           kemungkinan di antaranya yang jatuh di dalam kesalahan.
                  Karena ini pula tradisi perbedaan pendapat, terutama dalam
           masalah furû’iyyah, adalah keniscayaan yang tidak dapat dihindari.
           Bila  ada  suatu  pendapat  yang  dinilai  salah  maka  akan  diklaim
           bahwa  pendapat  tersebut  salah.  Imam  al-Haramain,  misalkan,
           dalam  beberapa  kitabnya  beliau  berkata:  “Ayahku  berkata
           demikian,  dan  itu  adalah  pendapat  yang  salah”.  Padahal  ayah
           beliau,  yaitu  Imam  Abu  Muhammad  al-Juwaini,  adalah  seorang
           ulama besar yang dalam kapasitas keilmuan berada pada tingkatan
           Ashhâb al-Wujûh, sebuah tingkatan satu level di bawah para ulama
           mujtahid mutlak.
                  Kedua: Kesalahan dapat juga terjadi karena kekeliruan orang-
           orang yang mengutip atau menyalin suatu karya di kemudian hari.
           Termasuk dalam hal ini kemungkinan kesalahan dapat terjadi ketika
           karya  tersebut  dicetak  untuk  diperbanyak.  Contoh  paling  konkrit
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190