Page 189 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 189

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 187

           di  antara  orang  yang  paling  gigih  dalam  membela  Imam  Abu  al-
           Hasan al-Asy’ari dan ajaran-ajaran sunni-nya    213 .
                  Kasus  lain  yang  pernah  terjadi  dalam  sejarah  keislaman
           adalah peristiwa yang menimpa Imam Ahmad Ibn Hanbal di hari-
           hari  menjelang  wafatnya.  Saat  itu  kaum  zindik  dengan  sengaja
           meletakkan akidah-akidah tasybîh dan tajsîm di bawah bantal beliau.
           Seandainya sahabat-sahabat Ahmad Ibn Hanbal dan para muridnya



                 213  Sedikit tentang biografi al-Asy’ari. Beliau bernama Abu al-Hasan Ali ibn
           Isma’il ibn Abi Bisyr Ishaq ibn Salim ibn Isma’il ibn Abdullah ibn Musa ibn Bilal
           ibn Abi Burdah ‘Amir ibn Abi Musa al-Asy’ari. Yang disebut terakhir adalah salah
           seorang  sahabat  Rasulullah.  Lahir  tahun  260  H  di  Basrah,  wafat  tahun  333  H.
           Setelah  memahami  betul  faham  Mu’tazilah  dan  bahkan  menjadi  salah  seorang
           rujukan  terkemuka  di  kalangan  mereka,  al-Asy’ari  balik  menyerang  faham
           mereka  dengan  merumuskan  akidah  Ahlussunnah.  Akidah  inilah  di  kemudian
           hari menjadi keyakinan mayoritas umat Islam hingga sekarang. Karenanya, bila
           seseorang  disebut  sebagai  “sunni”  maka  dia  adalah  seorang  Asy’ari,  demikian
           pula sebaliknya, bila disebut Asy’ari maka dia sebagai Sunni. Dalam pada ini al-
           Hâfizh  Murtadla  az-Zabidi  dalam  kitab  Itthâf  as-Sâdah  al-Muttaqîn  Bi  Syarh  Ihyâ
           ‘Ulûmiddîn  dalam  Bab  Akidah  mengatakan:  “Jika  disebut  Ahlussunnah  Wal
           Jama’ah maka yang dimaksud adalah al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah”.
                 Rumusan akidah al-Asy’ari ini mendapat apresiasi besar dari seluruh umat
           Islam dan para ulamanya. Pujian-pujian dalam berbagai karya para ulama dan al-
           Huffâzh terkemuka sangat banyak kita temukan. Keyakinan Ahlussunnah ini pula
           yang  kemudian  menjadi  satu-satunya  akidah  mayoritas  umat  Islam.  Di  antara
           ulama terkemuka dalam jajaran ini; al-Hâfizh Abu Bakar al-Isma’ili -penulis kitab
           al-Mustakhraj ‘Alâ al-Bukhâri-, al-Hâfizh Abu Bakr al-Baihaqi -penulis kitab Sunan-,
           al-Hâfizh  Ibn  ‘Asakir,  al-Hâfizh  Ibn  Hajar  al-Asqalani,  al-Hâfizh  Abu  Nu’aim  al-
           Asbahani  -penulis  kitab  Hilyah  al-Auliyâ’-,  Abu  Muhammad  al-Juwaini,  Abu  al-
           Ma’ali  Imam al-Haramain, Abu Manshur al-Baghdadi,  al-Hâfizh ad-Daraquthni,
           al-Hâfizh  al-Khathib  al-Baghdadi,  al-Quasyairi,  al-Syairazi,  al-Ghazali,  al-Hâfizh
           an-Nawawi,  al-Fakh  ar-Razi,  al-Hâfizh  al-‘Iraqi,  al-Hâfizh  Taqiyyuddin  as-Subki,
           Imam  Tajuddin  as-Subki,  Syaikh  Zakariyya  al-Anshari,  dan  ulama  terkemuka
           lainnya.  Akidah  ini  pula  yang  dari  dahulu  hingga  kini  dipelajari  dan  diyakini
           mayoritas umat Islam di Indonesia. Al-Hamdulillâh
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194