Page 194 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 194

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 192

           “karya-karya  Ibn  Arabi  telah  palsukan  oleh  orang-orang  yang
           dilaknat Allah”.
                  Ke dua; Bahwa Imam al-Hâfizh Ibn Hajar al-Asqalani dalam
           karyanya,  Lisân  al-Mîzân,  menyebutkan  biografi  Ibn  Arabi  dengan
           menyebutkan  bahwa  Ibn  Arabi  adalah  salah  seorang  ulama  sufi
           terkemuka  di  masanya.  Para  huffâzh  dan  ahli  hadits  di  masanya,
           seperti Ibn Najjar, Ibn al-Dubaitsi dan lainnya menganggap bahwa
           Ibn  Arabi  adalah  sebagai  salah  seorang  ulama  terkemuka  dan
           memiliki kompetensi dalam berbagai disiplin ilmu. Selain Ibn Hajar
           al-Asqalani  dan  beberapa  ulama  terkemuka  lainnya  yang
           menganggap Ibn Arabi sebagai ‘Ârif Billâh, wali Allah, dan seorang
           alim  multi  disipliner  adalah  Syaikh  Tajuddin  abn  ‘Atha’illah  as-
           Sakandari, Imam Abu Abdillah Muhammad al-Yafi’i, dan lainnya          218 .
                  Ke  tiga;  Kemungkinan  adanya  reduksi  dalam  al-Futûhât  al-
           Makkiyyah dikuatkan dengan adanya beberapa ungkapan tanzîh Ibn
           Arabi  dalam  al-Futûhât  al-Makkiyyah  dan  beberapa  karya  lainnya
           yang  membatalkan  akidah  hulûl  dan  ittihâd.  Artinya  sesuatu  yang
           tidak  diterima  akal  apa  bila  dalam  satu  karya  terdapat  banyak
           pertentangan antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya.
                  Syaikh  Abu  al-Huda  ash-Shayyadi  dalam  kitab  Marâhil  as-
           Sâlikîn mengungkapkan bahwa sebagian orang yang mengaku sufi
           namun  keluar  dari  kaedah-kaedah  syari’at  hingga  berkeyakinan
           hulûl dan wahdah al-wujûd adalah karena terjerumus dalam mengkaji
           kitab-kitab  karya  Ibn  Arabi.  Permasalahannya  bukan  siapa  Ibn
           Arabi,  karena  beliau  sebagaimana  disepakati  kaum  sufi  sendiri
           adalah seorang saleh dan seorang ‘Ârif Billâh, tapi permasalahannya





                 218  Lihat as-Sayyid Bakri, Hâsyiah I’ânah ath-Thâlibin, j. 4, h. 151
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199