Page 197 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 197
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 195
menyatakan bahwa alam ini dengan segala isinya tidak memiliki
hakekat, semuanya bagaikan mimpi, atau seperti fatamorgana yang
seakan membentuk air namun sebenarnya ia tidak memiliki
hakekat. Kesimpulan keyakinan sesat ini ialah bahwa segala sesuatu
tidak memiliki hakekat, tidak ada hakekat Tuhan, tidak ada hakekat
para rasul, tidak ada hakekat surga, tidak ada hakekat neraka, dan
lainnya.
Menurut madzhab al-Wujûdiyyah ini bahwa segala sesuatu
kembali kepada hakekat eksistensi yang kosong yang tidak
menerima untuk menjadi banyak. Adapun bahwa eksistensi
tersebut kemudian secara kasat mata menjadi benda-benda yang
sangat banyak, maka itu hanyalah timbul dari prasangka-prasangka
saja. Namun secara hakekat itu semua tidak ada. Kesimpulan
keyakinan al-Wujûdiyyah ini, --keyakinan yang secara dusta diklaim
sebagai akidah kepada Ibn Arabi--, menyatakan: “Siapa yang
mengetahui dirinya sendiri maka dia adalah sebagai nabi bagi
dirinya sendiri, sebagai rasul bagi dirinya sendiri, ucapannya adalah
firman-firman bagi dirinya sendiri, serta ia mengutus dirinya sendiri
dengan dirinya sendiri, dari dirinya sendiri, dan untuk diri dirinya
sendiri 221 .
221 Faham al-Wujûdiyyah ini dikenal juga dengan faham as-Sufsutha’iyyah.
Sebagian ulama dalam menerangkan kesesatan faham al-Wujûdiyyah atau as-
Sufsutha’iyyah ini berkata: Bila engkau bertemu dengan orang yang berkeyakinan
al-Wujûdiyyah maka pukulah dia dengan keras. Bila ia merasa kesakitan maka
engkau katakan kepadanya bahwa rasa sakitmu adalah bukti bahwa kehidupan
ini bukan mimpi, bukan fatamorgana, tapi kehidupan ini memiliki hakekat. Telah
banyak para ulama di kalangan Ahlussunnah, baik Salaf maupun Khalaf, yang
membantah faham al-Wujûdiyyah dan atau as-Sufsutha’iyyah ini. Seperti Imam
Abu Ja’far ath-Thahawi dalam Risâlah al-‘Akidah ath-Thahâwiyyah, Imam an-Nasafi
dalam Risâlah al-‘Aqîdah an-Nasafiyyah, dan ulama lainnya. Imam an-Nasafi
berkata: “Haqâ’iq al-Asyâ’ Tsâbitah Wa al-‘Ilm Bihâ Mutahaqqiqah…”. [Setiap hakekat