Page 201 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 201
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 199
dilihat dari sisi tasawuf. Karena itu, sebagaimana lazimnya
kandungan kitab-kitab yang lain, Ibn Arabi memulai kajian al-
Futûhât al-Makkiyyah dengan masalah teologi atau ilmu tauhid,
kemudian rahasiah-rahasiah syari’ah (Asrâr al-Syarî’ah), dan
selanjutnya pembahasan tentang maqâmât, ahwâl, munâzalât dan
lainnya.
Ibn Arabi menulis kitab ini saat beliau menetap di Mekah.
Pada mulanya adalah merupakan jawaban-jawaban langsung dari
beliau atas berbagai pertanyaan atau masalah-masalah yang
dibacakan oleh salah seorang muridnya bernama Badr al-Habasyi.
Setelah dibukukan, kitab al-Futûhât al-Makkiyyah ini kemudian
diletakan di atas Ka’bah selama kurang lebih satu tahun. Setelah
lewat satu tahun, ketika kitab tersebut diturunkan ternyata masih
dalam keadaan utuh tidak ada satu lembarpun yang hilang dan
tidak rusak walau dengan berbagai perubahan cuaca, dengan
banyak angin dan banyak hujan. Setelah ini barulah kemudian Ibn
Arabi memberikan izin untuk diperbanyak dan dibacakan 223 .
Kemungkinan adanya reduksi dalam kitab ini yang
disisipkan oleh tangan-tangan kaum zindik yang tidak mau
bertanggung jawab adalah sesuatu yang sangat logis. Ini dapat
dilihat dari beberapa ungkapan yang kandungan satu dengan yang
lainnya saling bertentangan. Kemungkinan ini juga dapat dikuatkan
dengan beberapa pernyataan para ulama sufi itu sendiri yang telah
menyebutkan demikian. Di antaranya Syaikh Abd al-Wahhab asy-
Sya’rani, yang telah menuliskan sebagai berikut:
223 asy-Sya’rani, al-Yawâqît…, j. 1, h. 10