Page 221 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 221
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 219
54. Pembahasan bahwa kefasikan karena perbuatan dosa-dosa
besar --yang tidak mencapai batas kekufuran-- dari seorang
mukmin tidak menghilangkan keimanannya.
55. Pembahasan bahwa seorang mukmin pelaku dosa besar
yang mati tidak dalam keadaan bertaubat kepada Allah saat
sebelum ajalnya sampai ke tenggorokannya (Qabl al-
Ghargaharah) maka ia berada di bawah kehendak Allah;
antara diampuni atau tidak.
56. Pembahasan bahwa taubat merupakan kewajiban bagi
setiap pelaku maksiat.
57. Pembahasan tentang tatacara menimbang segala prasangka
(al-Khawâthir) yang datang ke dalam hati.
58. Pembahasan tidak boleh mengkafirkan seorang mukmin
karena perbuatan dosa atau bid’ah sesat yang ia lakukan
selama ia tidak menghalalkannya.
59. Pembahasan bahwa kenikmatan yang diraih oleh orang-
orang kafir dalam makanan, minuman, bersetubuh, dan
lainnya adalah istidrâj dari Allah.
60. Pembahasan kewajiban atas orang-orang Islam untuk
mengangkat seorang pimpinan tertinggi (al-Imâm al-A’zham)
dan para wakilnya dan kewajiban untuk mentaati mereka.
61. Pembahasan bahwa seseorang tidak mati kecuali bahwa ia
telah sampai kepada ajalnya.
62. Pembahasan bahwa jiwa (al-Nafs) akan tetap kekal sekalipun
raga telah mati.
63. Pembahasan bahwa semua ruh adalah ciptaan Allah dan
urusan-Nya, dan pembahasan larangan untuk membahas
hekekat ruh.