Page 226 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 226

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 224

                  Pendapat  lain  mengatakan  bahwa  sebab  dinamakan  Ilmu
           Kalam adalah karena masalah yang paling krusial di masa lampau
           yang  menjadi  objek  perselisihan  di  antara  kelompok-kelompok
           tersebut adalah tentang Kalam Allah; adakah ia Qadîm atau Hâdits.
           Kelompok  Hasyawiyah;  yang  merupakan  bagian  dari  kaum
           Musyabbihah  (kelompok  sesat  yang  menyerupakan  Allah  dengan
           makhluk-Nya)  berpendapat  bahwa  Allah  mengeluarkan  suara,
           bahasa, dan huruf-huruf persis seperti yang tertera dalam Mushhaf
           yang  kita  baca.  Mereka  mengatakan  bahwa  huruf-huruf  al-Qur’an
           yang  kita  baca  sekarang  dalam  bahasa  Arab  adalah  azali;  tidak
           memiliki  permulaan.  Kelompok  Hasyawiyah  ini  sekalipun
           mengatakan  bahwa  al-Qur’an  Qadîm,  namun  pendapat  mereka  ini
           sesuatu  yang  tidak  logis  dan  menyesatkan.  Karena  bila  demikian
           maka  berarti  Kalam  Allah  sama  dengan  kalam  yang  ada  pada
           makhluk-Nya.  Kelompok  Hasyawiyah  ini  dapat  kita  katakan
           sebagai faham ekstrim kiri.
                  Pendapat  lain  yang  sama  sesatnya  dengan  kelompok
           Hasyawiyah,  berada  di  ekstrim  kanan  adalah  pendapat  kaum
           Mu’tazilah. Kelompok ini mengatakan bahwa Allah tidak memiliki
           sifat kalam, juga tidak memiliki sifat-sifat lainnya. Menurut mereka,
           pengertian bahwa “Allah Mutakllim” atau bahwa “al-Qur’an kalam
           Allah”  adalah  bahwa  Allah  menciptakan  kalam  pada  suatu
           makhluk,  lalu  makhluk  itulah  yang  berkata-kata  mengeluarkan
           huruf-huruf  dan  suara.  Mereka  mengambil  contoh  dengan  sebuah
           pohon  yang  didengar  Nabi  Musa  mengeluarkan  huruf-huruf  dan
           suara-suara tersebut. Kelompok yang menafikan sifat-sifat Allah ini
           dikenal dengan kelompok Mu’aththilah atau Mu’tazilah.
                  Sementara  kelompok  moderat  (al-Firqah  al-Mu’tadilah)  yang
           berada di pertengahan antara faham ekstrim kiri dan faham ekstrim
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231