Page 227 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 227
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 225
kanan adalah kelompok Ahlussunnah Wal Jama’ah. Kelompok yang
disebut dengan al-Firqah al-Nâjiah (Kelompok selamat) ini
berpendapat bahwa Allah memiliki sifat Kalam yang bukan sebagai
huruf-huruf, bukan suara, dan bukan sebagai bahasa. Sifat Kalam
Allah ini tanpa permulaan (Azaliy) dan tanpa penghabisan (Abadiy),
tidak dikatakan bermula dan berhenti, bukan berupa huruf-huruf,
suara, dan bukan merupakan bahasa. Kesimpulannya, sifat Kalam
Allah yang Azali dan Abadi ini tidak seperti sifat kalam yang ada
pada manusia atau makhluk lainnya. Adapun al-Qur’an yang kita
baca sekarang yang dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, dan dalam
bahasa Arab adalah ungkapan (‘Ibârah) dari Kalam Allah yang Azali
dan Abadi.
Dengan demikian, dalam pandangan Ahlussunnah,
penyebutan al-Qur’an sebagai Kalam Allah memiliki dua
pemaknaan;
Pertama; al-Qur’an dalam pengertian Kalam Allah yang Azali
dan Abadi (al-Kalâm adz-Dzâtiy), yang bukan sebagai huruf, bukan
suara, dan bukan bahasa. Kalam Allah dalam pengertian al-Kalâm
adz-Dzâtiy ini maka jelas ia bukan makhluk dan tidak boleh
dikatakan baru (Hâdits), tapi ia adalah Qadîm.
Kedua; al-Qur’an dalam pengertian lafazh-lafazh yang
diturunkan (al-Lafzh al-Munazzal), berupa huruf-huruf, dengan
suara, dalam bahasa Arab, tertulis dengan tinta di antara lembaran-
lembaran kertas, dihafal dengan hati, serta dibaca atau disuarakan
dengan lidah. Al-Qur’an dalam pengertian ini maka ia merupakan
ungkapan (‘Ibârah) dari Kalam Allah yang Azali dan Abadi. Dan al-
Qur’an dalam pengertian ini maka jelas ia adalah baru atau
makhluk. Namun demikian tidak boleh dikatakan secara mutlak
“al-Qur’an makhluk”, tetapi dengan dirinci apakah dalam