Page 324 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 324
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 322
3. al-Murâd Lahu: ialah orang yang telah melewati batasan-
batasan dan maqam-maqam (maqâmât), artinya bahwa Allah
telah mengaruniakan kepadanya suatu derajat sesuai dengan
kehendak-Nya.
4. as-Sâlik: ialah orang yang sedang berjalan melewati al-
maqâmât, dan menjadikan ilmu sebagai obornya.
5. ath-Tharîq: ialah ungkapan bagi beberapa tingkatan jalan
untuk menuju Allah yang telah disyari’atkan oleh Allah
sendiri dan tidak ada keringanan di dalamnya 312 .
6. al-Maqâm: ialah ungkapan dari terpenuhinya tingkatan-
tingkatan yang dilalui secara sempurna 313 .
antara al-Murîd dengan al-Murâd. Sebagian mereka mengatakan seorang al-Murîd
adalah seorang yang baru mulai perjalanan (al-Mubtadi), sementara seorang al-
Murâd adalah seorang yang telah sampai dalam perjalanannya (al-Muntahi). Al-
Junaid al-Baghdadi ketika ditanya perbedaan al-Murîd dan al-Murâd berkata: “al-
Murîd adalah seorang yang berusaha untuk menaiki tangga maqâmât dengan
siasat ilmu, sementara al-Murâd adalah seorang yang dipilih oleh Allah dalam
bimbingan-Nya (untuk menjadi wali-Nya). Karena seorang murid berjalan (Yasîr),
sementara seorang al-Murâd terbang (Yathîr)”.
312 Ungkapan Ibn Arabi ini jelas memberikan pemahaman bahwa tidak
terdapat jalan apapun untuk menuju Allah kecuali dengan melalui apa yang telah
disyari’atkan oleh Allah sendiri dan Rasul-Nya. Ini sesuai dengan apa yang
dimaksud pernyataan al-Junaid al-Baghdadi bahwa seluruh jalan menuju Allah
tertutup kecuali bagi mereka yang mengikuti jejak Rasulullah.
313 Al-Qusyairi mengatakan maqam adalah suatu keadaan di mana seorang
hamba benar-benar telah menetap di dalamnya. Karena maqam ini bertingkat,
maka seorang hamba tidak akan naik kepada suatu maqam yang lebih tinggi
hinggi ia benar-benar melewati maqam di bawahnya. Seperti seorang yang tidak
memiliki maqam “Qana’ah” maka ia tidak akan dapat meraik maqam “Tawakal”.
Karenanya, secara bahasa maqam disebut dengan “maqam” karena yang
dimaksud adalah “Iqamah” (menetap), seperti lafazh “Madkhal” yang dimaksud
adalah “Idkhal” atau “Makhraj” yang dimaksud adalah “Ikhraj”. Lihat al-Qusyairi,
al-Risalah al-Qusyairiyyah, h. 56