Page 328 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 328
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 326
31. al-Lathîfah: ialah isyarat kepada suatu makna yang sangat
halus, yang hanya diraih dengan pemahaman namun sulit
diungkapkan.
32. ar-Riyâdlah: ialah mendidik adab, yaitu berusaha keluar dari
segala tabi’at nafsu.
33. al-Mujâhadah: ialah menundukan nafsu di atas kesulitan-
kesulitan fisik dan menyalahi segala hawa nafsu dalam
keadaan apapun.
34. at-Tajalli: ialah sesuatu yang terbuka bagi hati dari cahaya
atau perkara-perkara yang dirahasiahkan.
35. at-Takhalli: ialah memilih keadaan khalwah dan berpaling
dari segala apa yang menyibukan hati dari kebenaran.
36. al-Muhâdlarah: ialah keadaan hati seseorang yang selalu
terjaga dan hadir dengan dalil-dalil kebenaran Tuhan.
37. al-Mukâsyafah: terkadang memiliki makna “memahami”,
dapat pula dalam pengertian “suatu puncak keadaa”, atau
dalam pengartian sebagai “isyarat”.
38. al-Musyâhadah: terkadang memiliki makna “melihat berbagai
perkara dengan dalil-dalil tauhid”, dapat pula dalam
pengertian “melihat secara hak terhadapa berbagi perkara”,
juga terkadang bermakna “hakekat dari keyakinan yang tidak
ada keraguannya” 320 .
320 al-Muhâdlarah, al-Mukâsyafah dan al-Musyâhadah adalah jenjang dari
tingkatan yang satu sama lainnya memiliki keterkaitan. al-Qusyairi menyebutkan
al-Muhadlarah, tingkatan pertama, adalah hati yang selalu hadir (hudlur al-qalb),
kemudian tingkatan sesudahnya; al-Mukâsyafah, adalah hadirnya hati dengan
lebih fokus dan lebih konsen, dan selanjutnya al-Musyâhadah; puncak hadirnya
hati dengan penyaksiannya terhadap berbagai rahasia dan kebenaran. Ibid, h. 75.
Lihat pula definisi al-Musyâhadah, as-Sarraj, al-Luma, h. 100