Page 445 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 445

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 443

                  artinya  “Illâ  Mulkah”.  Maka  makna  ayat  tersebut  adalah:
                  “Segala sesuatu akan punah kecuali kekuasaan-Nya”        424 .
               3.  al-Wajh  dalam  makna  adz-Dzât;  yang  berarti  Dzat  atau
                  Hakekat Allah   425 , seperti dalam salah satu takwil dari QS. Al-
                  Qashash:  88  di  atas.  Menurut  satu  pendapat  Firman  Allah
                  “Illâ Wajhah” maknanya adalah “Illâ Dzâtah” atau “Illâ Huwa”.
                  Dengan  demikian  makna  ayat  tersebut  adalah:  “Segala
                  sesuatu  akan  punah  kecuali  Dzat  Allah”.  Pendapat  ini
                  diambil  oleh  beberapa  ulama,  di  antaranya  oleh  Imam  ath-
                  Thabari  dalam  Tafsir-nya,  al-Farra;  salah  seorang  ulama
                  bahasa terkemuka, dan oleh para ulama lainnya      426 .
               4.  al-Wajh  dalam  makna  al-Qiblah.  Sebagaimana  penafsiran
                  Imam  Mujahid  dalam  QS.  al-Baqarah:  115  tersebut  di  atas
                  sebagaimana  dikutip  oleh  Imam  al-Baihaqi  dalam  kitab  al-
                  Asmâ Wa ash-Shifât.

              d.  Langit Adalah Kiblat Doa
                  Sebagian  orang  yang  mengaku  beragama  Islam  dari  kaum
           Musyabbihah berkeyakinan bahwa Allah bertempat di langit. Yang
           mengherankan  dari  mereka,  pada  saat  yang  sama  mereka  juga
           berkeyakinan  bahwa  Allah  bersemayam  atau  bertempat  di  atas
           ‘arsy. Padahal perbandingan besarnya langit dengan besarnya ‘arsy
           layaknya setetes air di banding samudra yang sangat luas.


                 424  Ibid. Lihat pula al-Asqalani, Fath al-Bari, j. 8, h. 592
                 425   Ketika  disebut  “Dzat  Allah”  artinya  “Hakekat  Allah”.  Makna  “Dzat”
           pada hak Allah bukan dalam pengertian benda atau tubuh. Karena hal tersebut
           mustahil atas Allah. Berbeda dengan ketika disebut  “dzat manusia” maka yang
           dimaksud adalah tubuhnya.
                 426  al-Bukhari, Shahih al-Bukhâri. Lihat pula al-Asqalani, Fath al-Bâri, j. 8, h.
           592 dan j. 13, h. 443
   440   441   442   443   444   445   446   447   448   449   450