Page 176 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 176
174 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid
suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Pengertian
semacam ini adalah termasuk penggunaan bahasa
Arab yang benar‖.
Kesimpulannya, dari pernyataan ini, Ibn al-Arabi
telah melakukan takwil terhadap hadits tersebut dari
dua segi. Pertama; mentakwil makna “Yanzilu” dalam
pengertian bahwa itu adalah Malaikat yang turun
karena perintah Allah. Kedua; mentakwil dengan
menjadikannya sebagai bentuk majaz isti‟arah, yang
artinya bahwa Allah mengabulkan segala segala doa
pada waktu tersebut (sepertiga akhir malam) dan
mengampuni setiap orang yang meminta ampun
99
kepada-Nya‖ .
Takwil hadits an-Nuzul seperti di atas, juga diriwayatkan
persis seperti demikian tersebut dari Al-Imam Malik ibn Anas.
Beliau mentakwilnya bahwa yang turun tersebut adalah rahmat
dan karunia Allah, atau dalam bentuk takwil kedua yaitu bahwa
yang turun tersebut adalah para Malaikat Allah (artinya dalam
bentuk majaz), sebagaimana dalam bahasa Arab jika dikatakan
―Panglima itu melakukan suatu perbuatan…‖, maka yang
dimaksud adalah orang-orang bawahannya, bukan panglima itu
sendiri.
Al-Hafizh al-Bayhaqi meriwayatkan pula dari Abu Abd ar-
Rahman Muhammad ibn al-Husain al-Sullami tentang takwil Al-
Imam Sufyan ats-Tsawri dalam firman Allah:
ٗ ) ْ:دَدمحا(ْمتنكامْنََأْمُ كعمْوىو
ُ ُ
َ َ ْ ْ ََ ََُ
ْ
Al-Bayhaqi menuliskan sebagai berikut:
99 Fath al-Bari, j. 3, h. 30