Page 77 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 77

Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid  | 75

                  tersebut datang kepada „Umar dan memberitahukan apa yang
                  dilakukannya  dan  mimpi  yang  dialaminya.  Mendengar  itu,
                  „Umar  menangis  dan  mengatakan:  “Ya  Allah,  Saya  akan
                  kerahkan semua upayaku kecuali yang aku tidak mampu”.

                  Hadits  ini  berkualitas  shahih  seperti  dinyatakan  oleh  al-
            Hafizh al-Baihaqi, Ibn Katsir, al-Hafizh Ibn Hajar dan lainnya.
                  (Faedah  Hadits):  Hadits  ini  menunjukkan  kebolehan
            Istighatsah dengan para Nabi dan para wali yang sudah meninggal
            dengan mempergunakan redaksi Nida‟ (memanggil), yaitu dengan
            mengatakan:  “Ya  Rasulullah...”.  Dalam  hadits  di  atas,  ketika
            sahabat  Bilal  ibn  al-Harits  al-Muzani  mengatakan:  “Istasqi  Li
            Ummatika...”, maknanya adalah: ―Wahai Rasulullah, mohonkanlah
            hujan  kepada  Allah  untuk  ummat-mu...!‖,  bukan  maknanya:
            ―Ciptakanlah hujan untuk ummatmu...!‖.
                  Dengan  demikian  dapat  diketahui  bahwa  dibolehkan
            tawassul atau Istighatsah dengan mengatakan, -misalnya-:
                                    ِ
                                                  ِ
                                                           ِ
                                           ِ
                         ِ ْ اللْ َ لوسرْيَْ ِ نثغَ ْ أ  ْ وَأْ ِ نْ كردَأْ ِ تيَ ل يحْتقاضْ،اللْ َ لوسرْيَ
                                   ْ
                                            ْ
                                                 ْ ْ َ َ
                                                               ُْ َ َ
                                       ْ ْ
                            ُْ َ َ ْ
                                              ْ
            Makna  kalimat  ini  adalah:  ―Wahai  Rasulullah,  tolonglah  aku
            dengan doamu kepada Allah...!, Selamatkanlah aku dengan doamu
            kepada  Allah...!.  Dalam  hal  ini  Rasulullah  bukan  pencipta
            manfa‘at  atau  marabahaya,  beliau  hanya  sebab  bagi  kita  agar
            diberikan manfaat atau dijauhkan dari bahaya oleh Allah.
                  Rasulullah  sendiri  telah  menyebut  hujan  sebagai  mughits,
            artinya  sebagai  penolong  dan  penyelamat.  Dalam  sebuah  hadits
            riwayat  Abu  Dawud  dan  lainnya,  dengan  sanad  yang  shahih,
            bahwa Rasulullah bersabda:
                      ِ
                                            ِ
                               ِ
                                                                  ِ
                                                          ِ
                                   ٍ
                                         َ
                                                               َ
                     ٍْ لجاءْر يغْلاجاعْرآضْر يغْاعفنَْاع َِ رمْائ َِ رمْاث يغمْاث يغْانقساْمهّ للا
                           َ ً

                       َ َْ
                                                                       ُ
                                 َ ّ َ ْ ً َ ًْ َ ًْ َ ًْ ُ ًْ َ ْ
                                       َ
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82