Page 82 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 82
80 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid
Rasulullah. Beliau memerintah mereka untuk membuka atap
makam mulia tersebut. Ini adalah sebagai bentuk Mubalaghah
(kesungguhan yang kuat) dalam istisyfa‟ dan Istighatsah dengan
Rasulullah sebagaimana dikatakan oleh Syekh Ali al-Qari dalam
Syarh Misykat al Mashabih. Peristiwa ini terjadi setelah peristiwa
khalifah ‗Umar ibn al-Khaththab dan sahabat Bilal ibn al-Harits
al-Muzani di atas.
(Dua): Ibn Katsir dalam kitab al-Bidayah Wa an-Nihayah
meriwayatkan bahwa di suatu malam di musim paceklik, ‗Umar
ibn al-Khaththab melakukan inspeksi terhadap kondisi rakyat
Madinah. Ketika itu beliau tidak menemukan seorang-pun dari
mereka yang tertawa, bahkan orang-orang tidak ada yang
berbincang-bincang di rumah mereka seperti biasanya. Beliau juga
tidak melihat pengemis-pengemis yang biasa meminta-minta.
ketika beliau bertanya di mana para pengemis tersebut, dikatakan
kepadanya: ―Wahai Amir al-Mukminin, para pengemis meminta
tetapi mereka tidak diberi sehingga mereka berhenti untuk
meminta-minta. Semua orang dalam keadaan sedih dan
kekurangan sehingga mereka tidak berbincang-bincang seperti
biasanya, mereka juga tidak tertawa (gembira)‖. Lalu ‗Umar ibn al-
Khaththab mengirimkan surat kepada sahabat Abu Musa al-
Asy‘ari di Bashrah: ―Tolonglah Ummat Muhammad…!‖. ‗Umar
juga menuliskan surat yang sama kepada sahabat ‗Amr ibn al-‗Ash
di Mesir: ―Tolonglah Ummat Muhammad…!‖. Maka masing-
masing dari dua sahabat ini mengirim rombongan utusan yang
membawa gandum dan makanan-makanan bagi penduduk
Madinah. Atsar ini, seperti dikatakan oleh Ibn Katsir kualitas
32
sanadnya Jayyid (kuat) .
32 al-Bidayah Wa an-Nihayah, j. 7, h. 90