Page 112 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 112

Aku  terlintas  kembali  ingatan  kepada  perjalanan  panjang  sejak
               pendaftaran  hingga  saat  itu.  Terlintas  ketegangan  waktu
               menunggu  saat  diumumkan  diterima  menjadi  Calon  Taruna.
               Betapa  menderitanya  selama  masa  prabakti  dan  masa  basis
               sehingga terbesit perasaan ingin keluar. Bangga setelah memakai
               chevron,  boleh  pesiar  dan  cuti,  apalagi  chevron  dua  strip.
               Menjadi anggota drumban Lokananta yang digandrungi para gadis
               dan menjadi raja kampus setelah Sermatar. Rasanya waktu cepat
               berlalu. Ada rasa haru dan bangga yang menyelimuti hatiku. Rasa
               syukur  yang  tidak  terhingga  setelah  3  tahun  3  bulan  berjuang,
               akhirnya selesai dengan selamat.
               Aku  merasa  sangat  beruntung,  bangga,  dan  bersyukur  bisa
               mengikuti pendidikan dan pelatihan di AMN. Tidak terbayangkan
               sebelumnya bahwa aku anak petani dari desa yang terpencil, jauh
               dari peradaban kota, tidak mempunyai keturunan darah prajurit,
               bisa  masuk  AMN.  AMN  telah  mengangkat  martabat  dan
               derajatku.  Dari  anak  desa  yang  kampungan  menjadi  sederajat
               dengan  anak-anak  kota  yang  sudah  modern.  Aku  memperoleh
               semua disiplin ilmu yang  komprehensif  dan  aplikatif  yang  setara
               bahkan  lebih  dari  materi  kuliah  yang  diberikan  kepada  para
               mahasiswa  di  Universitas  Umum.  Bahkan  aku  memperoleh
               pendidikan  dan  pelatihan  yang  boleh  jadi  tidak  diberikan  oleh

               Lembaga  Pendidikan  lain,  yaitu  tentang  ketangguhan  mental
               ideologis, mental psikologis, dan kesemaptaan jasmani.


               Gambar no 09. Fotoku Letda dengan pangkat bintang satu.
                                     Gambar2 upacara pelantikan di Surabaya.


               Tanggal 6 Desember 1968, kami diberangkatkan menuju Surabaya
               untuk dilantik sebagai Perwira. Kami berangkat dengan kereta api,
               dari stasiun Tugu, Yogyakarta. Setibanya di stasiun Gubeng, kami
               dijemput  dan  selanjutnya  diangkut  ke  Ksatrian  AAL,  Bumi
               Morokrembangan dengan bus.
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117