Page 113 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 113
Di kompleks AAL, kami ditampung di sebuah aula yang luas.
Mereka menyebutnya dormitery dengan tempat tidur veldbed.
Udara di Surabaya yang panas, jauh berbeda dengan Magelang,
dan anyaknya nyamuk membuat kami susah tidur.
Tidak ada kesempatan untuk pesiar karena komplek AAL jauh
dari kota, sekitar 12 km. Tidak disediakan bus pesiar dan tidak
ada kendaraan umum yang lewat di sana. Untuk mengisi waktu,
kami jalan-jalan saja di sepanjang pantai dan dermaga. Untunglah
hanya beberapa hari saja kami di sini.
Tanggal 10 Desember 1968, kami di wisuda, dilantik sebagai
Perwira dalam upacara Prasetia Perwira (Praspa). Upacara Praspa
bertempat di Dermaga “UJUNG” di bawah terik matahari dengan
latar belakang kapal-kapal perang dengan Irup Presiden, bapak
Jenderal Soeharto.
Untuk diketahui, sejak Maret 1966, Jenderal Soeharto ditetapkan
menjadi Presiden menggantikan Presiden Soekarno melalui sidang
istimewa MPRS yang diketuai oleh Jenderal Haris Nasution.
Peristiwa tersebut terjadi setelah berhasil melaksanakan
Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret). Presiden Soekarno
diberhentikan karena dianggap memiliki kedekatan dengan PKI.
Sejak Praspa tahun 1967, Irup sudah dijabat oleh Presiden
Soeharto. Selain itu, tempat upacara bergantian, tidak seperti
sebelumnya yang selalu di Istana Negara.
Dalam upacara tersebut kami berpakaian upacara kebesaran,
PDUB warna kaki, bukan warna hijau, tanda pangkat “bintang
satu” warna perak, Letnan Dua (Letda), tanda pangkat, dan
sebutan yang sama bagi TNI dan Polri.
Selamat tinggal chevron dan kini di pundakku menyandang
pangkat Letda dengan lambang Artileri, meriam silang.
Di hadapan Irup dan disaksikan oleh para pejabat teras ABRI,
kami mengucapkan Sumpah Perwira atau Prasetia Perwira adalah
sebagai berikut.

