Page 107 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 107
dengan menggendong payung utama dipunggung dan payung
cadangan di dada. Pesawat itu adalah “Dakota”, pesawat angkut
militer, yang didesain sedemikian rupa untuk kepentingan terjun
payung. Terjadi keterbatasan pesawat yang dimiliki AD sehingga
ada sebagian temanku yang diterjunkan dengan helikopter. Di saat
penerjunan dengan heli, aku pernah tertegun ketika menyaksikan
teman yang tergantung beberapa saat karena payungnya nyantol.
Beruntung dapat diatasi oleh pilot, dengan menghentikan laju
pesawat. Sejak terjadi peristiwa itu, penerjunan dengan heli
dihentikan.
Setelah melaksanakan terjun 7 kali, termasuk satu kali terjun
hutan dan satu kali terjun malam, aku dinyatakan berhasil. Aku
sudah berkualifikasi penerjun dan kepadaku disematkan “wing”
didada kiri pada saat upcara “wing day”. Hal ini tentu menambah
rasa bangga dan percaya diri.
Ada lagu mars yang selalu kami nyanyikan selama dalam latihan
terjun, yang liriknya bisa membuat bulu kuduk merinding.
Begini liriknya,
Bila apel malam telah tiba.
Segera siapkan penerjunan.
Hatiku dagdigdug tak karuan.
Memikirkan nasib seseorang.
Bila aku penerjun pertama.
Segera berdiri depan pintu.
Pandangan tetap lurus kedepan.
Sikap exit jangan dilupakan.
Bila payung sudah mengembang.
Segera lihat kiri dan kanan.
Hindari tabrakan dengan kawan.
Tarik kemudi depan belakang.
Bila payung tidak mengembang.

