Page 106 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 106
Latihan terjun payung bagiku terasa sebagai latihan uji nyali. Sejak
memasuki kawasan Pendidikan dan Latihan di Batujajar, kami
sudah diterror. Kami diberikan peringatan sebagai uji mental
melalui baliho-baliho yang dipasang disepanjang jalan dengan
tulisan besar-besar “JIKA RAGU LEBIH BAIK PULANG”.
Namun, Taruna sudah terlatih menghadapi kesulitan, umumnya
memiliki jiwa petualang. Oleh karena itu, aku pantang menyerah.
Ternyata, dalam pelaksanaan latihan kami sungguh dihadapkan
kepada uji nyali. Kami harus mengatasi rasa takut terhadap
keselamatan jiwa karena harus terjun dari ketinggian sekitar 3000
kaki. Oleh karena itu, kami dilatih agar kami berani dan yakin
akan selamat. Latihan itu antara lain dengan memanjat tebing,
flying fox dengan kemiringan yang tajam, berdiri dipintu muk
tower untuk meloncat terjun dari ketinggian sekitar 50 meter,
bergantung di payung static. Terdapat juga latihan teknik cara-
cara mendarat agar tidak kesleo atau patah tulang kaki, latihan
memperkuat otot kaki dan tangan dengan lari dan pull up setiap
hari. Kami juga berlatih dan mempraktekkan cara melipat payung
agar bisa mengembang sempurna karena payung yang aku lipat
itulah yang akan aku gunakan untuk terjun.
Dengan latihan terjun payung ini membuat aku semakin meyakini
kebesaran, keagungan dan kekuasaan Allah swt. Aku merasakan
kehadiran Allah swt bersamaku, sehingga aku semakin pasrah dan
semakin meningkatkan ketergantungan kepada-Nya. Aku merasa
sangat kecil dan lemah setelah memandang luasnya hamparan
bumi dari pintu pesawat. Betapa ciutnya nyali begitu berdiri
dipintu sesaat sebelum melompat keluar pesawat pada ketinggian
3000 kaki. Hal ini sepertinya juga dirasakan oleh teman-temanku,
ditandai dengan semakin taatnya para Taruna menunaikan ibadah,
semakin disiplin, tidak ada pelanggaran yang dilakukan Taruna
sekecil apapun selama latihan penerjunan berlangsung.
Untuk pelaksanaan terjun payung yang sebenarnya, aku boarding
naik pesawat terbang dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung,
tanpa tiket. Inilah pengalaman pertama aku naik pesawat terbang

