Page 25 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 25

Biasakanlah  mengasah  kalbu,  hati  nurani.  Agar  cerdas  dalam
               menangkap isyarat.
               Jangan hanya selalu makan dan tidur. Gapailah sikap kesatria.
               Latihlah dirimu. Dengan mengurangi makan dan tidur.

               Dadiyo lakunereku.
               Cegah dhahar lawan guling.
               Lan ojo asukan sukan.
               Anganggowa sawatawis.
               Olo wateke wong suko.
               Nyudo prayitnaning batin. (Kinanthi)

               Terjemahannya,
               Jadikan  sebagai  jalan  hidupmu.  Kurangi makan  dan tidur.  Jangan
               gemar
               pesta  pora  dan  berfoya-foya.  Berdandan  dan  berpenampilanlah
               seperlunya. Buruk sekali tabiat orang yang gemar berpesta pora.
               Mengurangi kepekaan batin.

               Intinya adalah,
               Untuk menjadi orang yang hidupnya mulia, sejahtera lahir batin,
               maka  diperlukan  upaya  pelatihan  dan  pembiasaan  diri  secara

               disiplin dan konsisten sejak dini. Selain bekerja keras perlu diikuti
               dengan terus belajar dan berusaha melakukan perbuatan tirakat.
               Tirakat  adalah  bentuk  kontemplasi,  melakukan  introspeksi,
               berdoa,  dan  mendekatkan  diri  kepada  Allah  secara  lahir  batin.
               Dulu  orang  melakukan  tirakat  dengan  cara  bertapa  di  tengah
               hutan  atau  di  puncak  gunung.  Namun  sekarang  dapat  dilakukan
               antara  lain  dengan  cara  mendirikan  sholat  wajib  tepat  waktu
               dengan  khusu,  berpuasa  wajib,  dan  beritikaf  di  mesjid  sambil
               merenung, berzikir, menjalankan yang sunah secara berkelanjutan,
               hidup  sederhana,  tidak  berfoya-foya,  dan    tidak  melakukan
               perbuatan maksiat.

               3. Tentang Jati Diri dan Identitas
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30