Page 30 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 30
Satu sentuhan atau ciuman pada dahi (isteri) oleh lelaki lain, dan
pencurian selebar jari luasnya bumi (tanah milik), taruhannya
adalah nyawa. Artinya penghinaan terhadap harga diri,
kehormatan pribadi, dan perampasan terhadap hak azasi, dan hak
milik harus dibela secara mati-matian.
aa. Nrimo ing pandum
Dengan ikhlas menerima apa yang menjadi bagiannya. Maksudnya
adalah manusia wajib bersyukur terhadap apapun yang telah
Allah tetapkan.
bb. Bloko suto
Apa adanya, terus terang tanpa menambah atau mengurangi polos
dan jujur.
cc. Ojo keminter mundhak keblinger, ojo cidro mundhak ciloko.
Jangan sok pintar, merasa paling pandai dan mengerti, agar tidak
salah arah dalam melangkah. Jangan berbuat curang agar tidak
celaka.
Itulah sebagian dari falsafah hidup orang Jawa. Apabila orang dapat
memahami dan menjalankan ajaran ini dengan baik, orang itu
akan menjadi Jawa. Singkatnya, secara umum ciri orang Jawa itu
adalah mereka yang yakin akan keagungan dan kekuasaan serta
berserah diri kepada Allah, memuliakan orang tua, bersikap
menghormati para senior dan sesama, ramah tamah, lemah
lembut, sopan santun, rendah hati, toleran, senang menolong,
senang bergotong royong, tidak sombong atau angkuh,
mempunyai perasaan malu, pekerja keras, sederhana, polos, jujur,
dan berani bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan yang
telah diambil.
Tentu masih banyak lagi ajaran-ajaran bijak lainnya, yang aku
sudah lupa. Intinya adalah bahwa ajaran moral orang Jawa itu
sungguh luhur, adi luhung, bersifat universal dan berlaku
sepanjang masa. Para leluhur meyakini bahwa apabila dapat
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, akan melahirkan
kehidupan keluarga yang berbahagia dan masyarakat yang damai,
aman, dan tenteram.

