Page 33 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 33

budaya  asing  yang  tidak  memiliki  akar  dan  tidak  selaras  dengan
               kepribadian serta karakter kehidupan bangsa sendiri.
               Bahkan  akhir-akhir  ini  ditengarahi  justru  banyak  orang  asing,
               bahkan dari luar negeri, yang datang untuk mempelajari adat dan
               budaya  Jawa.  Sangat  ironis  apabila  suatu  saat  kita  justru  belajar
               tentang adat dan budaya Jawa dari orang asing.



               Gambar nomor 02. Gambar bapak, simbok dan keluarga.
                                            Gambar  rumah bapak, joglo dan limasan.
                                            Gambar kandang kerbau dll

               Tentang SIMBOK,
               Simbok  adalah  perempuan  yang  sederhana  walaupun  anak
               seorang  lurah  pada  zamannya.  Beliau  buta  huruf  karena  pada
               zaman  itu  sangat  langka  anak  perempuan  desa  bisa  bersekolah.
               Pengetahuannya  tentang  kehidupan  sosial  dipelajarinya  secara
               otodidak dengan melihat, mengamati, dan menjalaninya.
               Simbok memang isteri lurah, tetapi zaman dulu istri lurah tidak
               berperan,      tidak     melaksanakan        tugas-tugas     administrasi
               kemasyarakatan  sehingga  tidak  dituntut  memiliki  kemampuan

               baca tulis.

               Simbok  adalah  sosok  “ibu  rumah  tangga”  dari  keluarga  petani.
               Oleh karena itu, di samping menyiapkan dan mengatur kebutuhan
               kami  sehari-hari,  di  musim  tanam  dan  panen,  beliau  juga  ikut
               sibuk  bekerja  di  ladang  maupun  di  sawah,  serta  mengatur  para
               pekerja  yang  membantu  bapak.  Simboklah  yang  mengatur  hasil
               panen untuk dikonsumsi, untuk disimpan, dan untuk dijual. Beliau
               sungguh sangat teliti dan hemat terhadap hasil panen.

               Di sisi lain beliau memiliki jiwa sosial, jiwa kedermawanan yang
               tinggi.  Selama  masih  ada  kemampuan,  simbok  tidak  pernah
               menolak untuk memberi bantuan. Pesannya yang terus aku ingat
               adalah,  “BERSEDEKAHLAH”.    Apabila  kamu  sudah  bersedekah,
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38