Page 38 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 38
Tentang KAKAK-KAKAKKU,
Seingatku, di rumah aku tinggal bersama tiga orang kakak laki-laki,
mas Satam, mas Yahyo, mas Sanggiyo, satu orang kakak
perempuan, yu Sayem, dan beberapa keponakan. Ketiga kakakku
yang lain, kakak pertama, kedua, dan ketiga sudah menikah, sudah
mempunyai dan menempati rumah sendiri, hanya berkumpul
apabila ada kesempatan.
Ketiga kakak laki-laki sudah selesai SMP, tetapi sayang mereka
tidak melanjutkan sekolah. Sambil menunggu mendapatkan
pekerjaan atau menikah, mereka membantu bapak bertani.
Adapun, kakak perempuanku, yu Sayem hanya tamat SR dan
segera menikah.
Dari mereka aku banyak belajar dan bermain. Mas Satam sering
mengajak aku jalan-jalan ke Wonosari dibonceng naik sepeda atau
jalan-jalan ketempat-tempat rekreasi alam. Yang kami lakukan
ialah menyusuri gua kelelawar di “Guwo Lowo”, melihat
gerombolan monyet liar di habitatnya, di “Song Gilap” atau ke
pantai Kemadang, melihat hamparan pasir dan gelombang laut.
Aku masih terkenang waktu pertama kali makan es krim, ditraktir
mas Satam, saat aku diajak bersepeda ke Wonosari. Mas Yahyo
suka mengajak aku jalan keliling desa di malam hari sambil
mencari jangkrik jantan aduan, ngobor belut, mendengarkan suara
burung hantu, melihat jatuhnya meteor, atau kalau sedang
beruntung dapat melihat jatuhnya “pulung”. Pulung adalah
makhluk berupa bola api yang bisa terbang dari suatu tempat
ketempat lain di malam hari yang sepi. Dipercayai bahwa apabila
pulung itu berwarna putih atau hijau pertanda akan ada berita
yang menggembirakan, tetapi apabila berwarna merah berarti
akan terjadi malapetaka.
Aku pernah satu kali melihat “pulung merah” dan benar kesokan
harinya ada berita bahwa ada tetangga yang jatuh sakit hingga
meninggal dunia. Hingga hari ini aku belum memahami makhluk
apa sebenarnya pulung itu.

