Page 22 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 22
Konon, Syekh Siti Jenar dan para pengikutnya, menjalankan
ajaran ini. Mereka mendalami agamanya tidak hanya pada tataran
syariat, tetapi sudah pada tataran hakikat bahkan hingga makrifat.
Bapak mewanti-wanti agar aku tidak perlu mempelajari ilmu
tasawuf ini, kecuali ada guru yang mursyid. Bisa jadi ajaran ini
merupakan sempalan dari ajaran wahdatul wujud-nya Hamzah
Fansuri yang berkembang di Timur Tengah. Boleh jadi ajaran ini
muncul karena adanya perbedaan tafsir surat “Al Qaaf:16”, yang
mengatakan bahwa “ Dan kami lebih dekat kepadanya daripada
urat lehernya”
“Sedulur papat limo pancer, kakang kawah adhi ari-ari”, adalah
ajaran bahwa kehidupan manusia itu tidak bisa dipisahkan dengan
lingkungan, dimulai dari sejak masih berwujud janin.
Selama di dalam rahim, janin ditemani oleh 4 saudaranya, yaitu
“kawah atau ketuban” sebagai pelindung, “ari-ari” sebagai saluran
penyuplai makanan, “darah” sebagai makanan dan “pusar” sebagai
pintu gerbang masuknya makanan dari ibu yang mengandungnya.
Limo pancer, maksudnya yang kelima adalah janin atau dirinya.
Pada saat bayi akan lahir, didahului oleh pecahnya ketuban
(kawah). Kawah disebut kakang (kakak) dan setelah dirinya lahir
diikuti oleh keluarnya ari-ari. Ari-ari disebut adhi (adik).
Begitu pun selanjutnya, setelah berada di dunia, manusia sebagai
makhluk sosial tidak akan bisa terlepas dan akan terus saling
bergantung satu sama lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Bapak meninggalkan pesan, petuah, dan harapan kepada kami.
Beliau berharap agar kami, anak-anak dan keturunannya, hidup
selamat, aman, tentram, damai, sejahtera, dan bahagia dunia
akhirat.
Setelah mengarungi perjalanan hidup, melewati berbagai
pengalaman, suka maupun duka, aku merasakan dan memahami
betapa dalam dan tingginya pesan-pesan dan petuah yang
disampaikan oleh bapak. Pesan dan petuah yang sungguh sangat
bermakna dan bermanfaat.