Page 18 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 18

bisa  bersekolah  di  “sekolah  ongko  loro”.  Konon  bahkan  bapak
               sudah  dipersiapkan  untuk  masuk  MULO,  tetapi  keburu  mbah
               Mentodikromo  wafat,  sehingga  batal.  Meer  Uitgebreid  Lager
               Onderwijs  (MULO),  artinya  “Pendidikan  dasar  yang  lebih  luas”,
               adalah  sekolah  lanjutan  setelah  HIS,  setingkat  dengan  SMP
               sekarang.  Persyaratan  untuk  bisa  bersekolah  di  MULO,  tentu
               lebih ketat lagi, selain lulusan HIS, juga harus anak orang terkenal,
               anak  pejabat,  anak  orang  kaya  atau  anak  priyayi.  Beliau  juga
               pernah belajar agama di pesantren, serta pengalamannya menjabat
               sebagai lurah membuat bapak bisa bercerita tentang banyak hal.
               Bapak  sangat  menguasai  masalah  bercocok  tanam,  sehingga
               pengetahuannya  dijadikan  rujukan  oleh  para  tetangga.  Dengan
               memperhatikan  perubahan  posisi  bintang  “gubug  penceng”  atau
               bintang “luku”,  misalnya, bapak bisa memperkirakan kapan akan
               datangnya  musim  penghujan  atau  kemarau.  Bapak  juga  tahu
               tanaman  apa  yang  cocok  untuk  setiap  lahan  pada  setiap
               musimnya.
               Bapak juga bisa berceritera tentang berbagai pengetahuan umum,
               agama, dan bahkan masalah-masalah  politik dan hukum.
               Tentang  sejarah,  beliau  sangat  fasih  menceriterakan  babad
               Mataram.  Demikian  pula  tentang  Wali  Songo  khususnya  peran
               Sunan Kalijogo dan Syech Siti Jenar dalam pengembangan Islam di

               Jawa.
               Bapak juga menguasai cerita tentang wayang, terutama cerita seri
               Mahabarata  dan  Ramayana  yang    sudah  disadur  dan  digubah
               disesuaikan  dengan  budaya  dan  adat  istiadat  sehingga  sudah
               menjadi cerita Jawa.
               Oleh karena itu, dalam petuah-petuahnya, bapak meramu dengan
               menggabungkan  antara  agama,  adat  budaya,  dan  kondisi  sosial
               masyarakat.  Ini  dilakukan  agar  kami  mudah  menerima  sesuai
               perkembangan zaman.  Hal yang utama tentang budi pekerti dan
               etos kerja.

               Bapak juga bercerita tentang ajaran “sangkan paraning dumadi”,
               “manunggaling  kawulo  gusti”  dan  “sedulur  papat,  limo  pancer,
               kakang kawah adhi ari-ari”, dengan lancar. Islam bapak terkesan
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23