Page 15 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 15

atau  situasi  tertentu,  misalnya  bapak  menerima  punjungan,  ada
               kendurenan, pada hari lebaran, apabila memperingati hari weton
               atau apabila kami sedang sakit.
               Bapak sering menerima punjungan, karena dianggap sesepuh desa.
               Bapak juga  sering diminta untuk mencarikan hari baik, memberi
               petuah  atau  membawakan  doa  apabila  ada  warga  yang
               mengadakan hajatan.
               Punjungan  adalah  pemberian  makanan  siap  saji,  sebagai  bentuk
               penghormatan,  penghargaan,  dan  ucapan  terima  kasih  kepada
               orang  yang  dituakan  atau  orang  yang  dihormati.  Di  desaku
               punjungan  itu  biasanya  berupa  nasi  tumpeng  lengkap  dengan
               berbagai  macam  lauk,  terutama  ingkung  ayam  serta  berbagai
               makanan  ringan  seperti  lemper,  jadah,  serabi,  criping,  lempeng
               dan lain-lain.

               Kami selalu makan bersama. Kami duduk lesehan di lantai atau di
               amben besar, mengelilingi makanan yang tersaji. Biasanya simbok
               membagi-bagikan  lauk,  sedang  untuk  nasi  masing-masing
               mengambil  sendiri  dari  ceting  atau  dari  tambir.  Apabila  piring
               makan tidak cukup, kami biasa  menggunakan daun pisang, dibuat
               pincuk sebagai alas makan. Kami tidak terbiasa menyuap makanan
               menggunakan sendok, kecuali untuk nyruput kuah sayur. Dengan

               tata  cara  makan  demikian,  berkumpul  bersama,  duduk  lesehan
               dan berebut makanan, kemruyuk, membuat kami menjadi  sangat
               kompak dan terlihat guyub rukun.


               Gambar no 01. Gambar pemandangan desaku.
                                      Gambar orang membajak sawah.
                                      Gambar anak menggembala kerbau  dll.

               Tentang Bapakku
               Sebagai  petani,  bapak  sangat  rajin,  biasanya  pagi-pagi  sebelum
               matahari terbit, bapak sudah berangkat ke sawah atau ke ladang.
               Sebelum berangkat simbok sudah menyiapkan sarapan berupa teh
               “nasgithel”,  teh  “panas”  “legi”  “kenthel”  dengan  gula  batu  atau
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20