Page 14 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 14

Blumbang  adalah  kolam  tempat  menampung  air,  tempat  untuk
               mandi,  dan  mencuci  pakaian.  Jumbleng  adalah  lubang  tempat
               pembuangan kotoran.

               Tentang Kebiasaan dan Menu Makan
               Kami  biasa  makan  dua  kali  sehari,  yaitu  makan  siang  dan  sore.
               Makan  siang  biasanya  menjelang  waktu  zuhur,  sepulang  dari
               sawah atau ladang, dan makan sore sebelum matahari terbenam,
               selagi  cuaca  masih  terang.  Pagi  hari,  sarapan,    biasanya  hanya
               makan cemilan seadanya, sesuai musim. Apabila musim singkong,
               kami makan singkong bakar atau rebus, begitu juga apabila musim
               jagung.  Apabila  tidak  sedang  musim,  kami  biasa  makan  grontol,
               gatot  atau  makan  umbi-umbian  yang  lain  seperti  uwi,  gembili,
               gadung bahkan senthe. Kami juga biasa makan cemilan dari biji-
               bijian  yang  sudah  dikeringkan,  dimasak  dengan  cara  disangrai,
               keras  apabila  dikunyah. Bisa jadi  karena cemilan  yang  keras itu,
               membuat  akar  gigi  menjadi  kuat  sehingga  alhamdulillah  sampai
               mencapai umur segini gigiku masih belum ada yang tanggal.

               Menu makanan pokok kami adalah nasi tiwul, dicampur nasi putih,
               dengan  lauk  seadanya.  Yang  pasti  ada  sayur  dan  sambal,  yang
               bahannya dipetik dari kebun sendiri. Kadang ada tahu atau tempe

               bacem apabila ada pedagang yang mider. Sesekali ada lauk telor
               goreng,  panggang  atau  gulai  ayam,  juga  dari  peliharaan  sendiri.
               Seminggu sekali biasanya kami makan panggang ayam. Lauk daging
               kami dapatkan apabila simbok membeli di pasar setelah menjual
               hasil  panen,  atau  apabila  bapak  menyembelih  kambing  atau  sapi
               pada  acara-acara  tertentu,  misalnya  ada  acara  kendurenan  atau
               hajatan.  Bapak  biasa  menyelenggarakan  acara  kendurenan  atau
               slametan secara insidental.

               Kami tidak biasa makan nasi dari beras, nasi putih, secara penuh.
               Di  samping  sudah  terbiasa  makan  tiwul,  beras  lebih  baik  dijual
               untuk  memenuhi  kebutuhan  selain  makan.  Hanya  bapak  yang
               selalu  makan  nasi  putih,  dan  tentunya  aku,  setelah  mendapat
               lorotan dari bapak. Kami baru makan nasi putih apabila ada acara
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19