Page 9 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 9

“Yen obah medeni bocah”, dari “dzunuuba daimin yaghilu yadah”,
               artinya banyak jiwa yang rindu untuk kembali hidup.
               “Yen urip goleko dhuwit”, dari “rottibil kolbi bil qouluts tsabit”.
               Artinya  kesempatan  untuk  beramal  sholeh  hanya  ada  sekarang
               selagi masih hidup.

               Makna  dari  kalimat  di  atas  adalah  mengajak  untuk  menjalankan
               kewajiban  beramal  dan  beribadah  selagi  orang  itu  masih  hidup,
               agar  tidak  menyesal  di  akhirat,  karena  kematian    itu  datangnya
               tiba-tiba.

               Kesunyian dan kegelapan desa semakin terasa apabila malam tiba.
               Hanya  suara  jangkrik,  orong-orong,  katak,  lolongan  anjing  liar
               atau burung malam. Satu-satunya tanda ada kehidupan masyarakat
               adalah  kentongan  yang ditabuh  secara bergantian,  sebagai  tanda
               waktu atau kode-kode tertentu. Kentongan yang ditabuh bertalu-
               talu memberikan tanda adanya peristiwa yang luar biasa, misalnya
               ada  gerhana,  ada  musibah  seperti  kematian,  kebakaran,  ada
               pencurian  atau  perampokan.  Menjelang  waktu  fajar  akan
               terdengar  kokok  ayam  jantan  bersahutan,  tanda  waktu  subuh
               tiba, membangunkan penduduk.


               Di  desa  inilah  aku  lahir,  tumbuh  dan  dibesarkan  hingga  aku
               beranjak dewasa. Aku menjalani segala kegiatan bersama keluarga,
               sanak  saudara  dan  teman-teman,  sehingga  membentuk
               kepribadianku  yang  terus  dibawa  sepanjang  hidup.  Masa-masa
               kecilku di desa sungguh tidak dapat dilupakan, sebagaimana lirik
               lagu  “Desaku”  gubahan  L.  Manik,  yang  waktu  itu  selalu
               dilombakan antar-SR.

               Begini liriknya,
               Desaku yang kucinta, pujaan hatiku
               Tempat ayah dan bunda, dan handai taulanku
               Tak mudah kulupakan, tak mudah bercerai
               Selalu kurindukan, desaku yang  permai
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14