Page 8 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 8
Terjemahannya sbb,
Si kepala gundul berjalan dengan pongah.
Membawa bakul (berisi nasi) di atas kepala sambil bergoyang.
Bakul terguling, nasinya tumpah tersebar memenuhi satu halaman.
Lagu ini ditujukan lebih kepada para pemimpin atau pengemban
kekuasaan agar tidak arogan, congkak, dan bermain-main dalam
mengemban amanah. Apabila amanah tidak dilaksanakan dengan
baik, maka yang akan terjadi adalah porak peranda dan
kehancuran.
Lagu Sluku-sluku bathok,
Sluku-sluku bathok, bathoke ela elo.
Si Romo menyang Solo. Oleh-olehe payung mutho.
Tak jenthit lolo lobah. Wong mati ora obah.
Yen obah medeni bocah. Yen urip goleko dhuwit.
Lirik lagu ini sebenarnya dalam bahasa Arab, tetapi oleh Sunan
Kalijogo dicarikan lafal-lafal yang mirip dalam bahasa Jawa.
“Sluku-sluku bathok”, dari “usluku suluka bathnaka”. Artinya
hidup tidak boleh
dihabiskan hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi harus
ada pengisian batin, ada saat untuk istirahat, agar ada
keseimbangan antara jiwa dan raga.
“Bathoke ela elo”, dari “bathnaka la ilaha illallahu”, artinya dengan
cara berzdikir, la illaha ilallah.
“Si romo menyang Solo”, dari “siiru ma‟aa man shola”, artinya
mandilah atau bersucilah dan dirikan sholat.
“Oleh-olehe payung mutho”, dari “Allahu taizun „ala man taaba”.
Artinya, maka kita akan mendapatkan perlindungan (payung) dari
Allah.
“Tak jenthit lolo lobah”, dari “ittakhidzillaha Robba”, artinya
kematian dari Allah itu datangnya tiba-tiba.
“Wong mati ora obah”, dari “man maata roaa dzunuubah”
artinya apabila saat kematian datang, semua sudah terlambat.