Page 20 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 20
“DoToSoWoLo”, artinya “saling suwolo atau saling berbantah”,
yaitu selalu terjadi persaingan dan pertentangan antara sifat baik
dan buruk dalam diri manusia. Pertentangan itu akan berlangsung
sepanjang hidup.
“PoDhoJoYoNyo”, artinya “sama-sama jaya atau kuat”. Sifat baik
dan buruk dalam diri manusia itu mempunyai kekuatan dan
pengaruh yang seimbang.
“MoGoBoThoNgo”, artinya monggo dipersilahkan, “terserah
kepada masing-masing”. Manusia dengan hati nurani, nalar, dan
logikanya, dipersilahkan untuk memilih jalan yang akan ditempuh
untuk menuju terminal akhir, ke surga atau neraka.
Ada juga versi lain yang mengartikan sbb,
“HoNoCoRoKo” artinya “ada utusan”, yaitu bahwa kelahiran
manusia ke dunia adalah sebagai utusan Tuhan yang akan memayu
hayuning bawono, menjaga kelestarian alam, memakmurkan bumi,
menciptakan kedamaian dan keselamatan alam.
“DoToSoWoLo” dibaca “zat-a sawolo” artinya “zat yang tidak
bisa dibantah” yaitu Gusti Allah sang penguasa dan pengutus
manusia. Tuhan adalah zat yang tidak bisa dibantah oleh utusan-
Nya. Manusia wajib tunduk atas aturan yang ditetapkan. Itulah
yang disebut kodrat atau takdir.
“PoDhoJoYoNyo” dibaca “podho jayane” artinya sama-sama
unggul dan mulia. Diri manusia itu terdiri dari jasmani dan
rohani, yang sama-sama kuat dan dalam melaksanakan perannya
wajib dijaga keseimbangan keduanya.
“MoGoBoThoNgo”, merupakan singkatan dari sukMo (ruh),
roGo (tubuh), dan BoThoNgo dari kata bathang yang artinya
mayat. Hal ini bermakna bahwa pada akhirnya, setelah ruh keluar
dari tubuh, manusia tinggal menjadi bathang atau mayat.
Sedikit tentang aksara Jawa
Menurut legenda, aksara Jawa diciptakan oleh Ajicaka bersamaan
dengan kedatangannya ke tanah Jawa untuk memberantas
kejahatan raja Dewatacengkar, raja dari Kerajaan
Medangkamulan.